By: Nadiah Sekar Ayuni
29 November 2025

NYATA MEDIA — Salah seorang kru ‘Wicked’ akan bergabung dengan tim kreatif film biopik Indonesia ‘Rose Pandanwangi’.

Dilansir Nyata dari Variety, Jumat (28/11/2025), kru yang dimaksud adalah Paul Tazewell. Dia desainer kostum untuk film musikal garapan Jon M Chu itu.

Sebelumnya, Paul telah menerima piala Oscar untuk kategori Desain Kostum Terbaik atas kontribusinya dalam ‘Wicked’ (2024). Itu kemenangan yang bersejarah karena Paul adalah pria kulit hitam pertama yang memenangkan kategori tersebut.

Sayangnya masih belum diketahui seperti apa keterlibatan Paul dalam film ‘Rose Pandanwangi’. Namun melihat dari pengalamannya, kemungkinan besar dia akan bergabung dengan tim kreatif bagian desain kostum.

| Baca Juga: Chelsea Islan Comeback Akting dan Debut Produser di Film Biopik

Sementara itu, ‘Rose Pandanwangi’ berhasil terpilih untuk program JAFF (Jogja-NETPAC Asian Film Festival) Market yang akan diselenggarakan pada akhir November-awal Desember 2025 nanti.

Itu merupakan forum pertemuan yang bertujuan untuk mempertemukan proyek film Asia yang masih dalam tahap pengembangan dengan calon mitra industri.

Sebelumnya, garapan sutradara Razka Robby itu sudah pernah dibawa ke Marche du Film, pasar Festival Film Cannes pada Mei 2025 lalu.

Film tersebut juga menjadi debut produser dan comeback akting aktris Chelsea Islan. Film terakhir yang dibintanginya adalah ‘Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2’ (2020).

Rose Pandanwangi merupakan film biopik tentang penyanyi seriosa Indonesia, Rosalina Poppeck. Dengan latar belakang pasca-kemerdekaan Indonesia, di mana keadaan bangsa masih penuh dengan gejolak.

| Baca Juga: James Cameron Ngaku Hampir Jadi Sutradara Film Musikal ‘Wicked’

Rose yang selama ini tinggal di di Rotterdam, Belanda pulang ke Tanah Air ketika Indonesia mengalami pergeseran kekuasaan setelah perang berakhir. Namun dia tetap berusaha mengejar mimpinya sebagai penyanyi sambil menyeimbangkan perannya sebagai ibu.

Meski karirnya terus melesat, perlahan pernikahannya hancur. Dia kemudian bertemu denagn seniman pasca-kemerdekaan lain, seorang pelukis bernama Sudjojono yang mampu membangkitkan semangatnya lagi.

Namun wanita asal Makassar itu harus menghadapi kenyataan pahit. Pembersihan anti-komunis yang dilakukan pelaku politik membuat Sudjojono pergi dan keinginan Rose untuk terus berseni terpaksa dibungkam.

Keterlibatan Paul Tazewell diharapkan mampu menghidupkan kembali masa-masa pasca-kemerdekaan tersebut. (*)

Tags:

Leave a Reply