Kesaktian si Kera Sakti memang luar biasa! Black Myth: Wukong, menjadi game pertama Tiongkok yang meraih sukses besar, dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi negaranya.
Game ber-genre Action RPG (role-playing game) ini tidak hanya mencuri perhatian gamer, tetapi juga menimbulkan gelombang aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Mulai dari sektorr pariwisata hingga aksesori komputer. Fenomena “ekonomi Wukong” ini seperti memberi angin segar di tengah lemahnya permintaan domestik.
Menurut laporan dari otoritas setempat dan pelaku bisnis, kesuksesan game ini telah memicu lonjakan pariwisata di beberapa wilayah Tiongkok, peningkatan permintaan perangkat keras gaming, serta lonjakan pengeluaran untuk minuman dan layanan kesehatan.
Popularitas game ini meroket dalam semalam, saat dirilis pada 19 Agustus 2024 kemarin. Berdasarkan laporan Video Game Insights, hingga Senin sore, penjualan Black Myth: Wukong telah mencapai lebih dari 15,4 juta kopi, dengan pendapatan dari Steam mencapai lebih dari USD 737 juta atau sekitar Rp.11,4 triliun.
| Baca Juga: Serial Televisi Pacific Rim Segera Digarap
Profesor Shi Lei dari Fakultas Ekonomi Universitas Fudan menyebut, Black Myth: Wukong sebagai game yang “menarik secara visual dan menyenangkan untuk dimainkan”, serta menjadi hotspot permintaan lintas budaya di tingkat internasional.
“Kesuksesan ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana Tiongkok seharusnya mencari dan memperluas area, model, dan hotspot baru dalam konsumsi budaya,” ujarnya.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di provinsi Shanxi—tempat di mana sebagian besar lokasi dan set yang ditampilkan dalam game—merilis video yang memperlihatkan lonjakan “wisata Wukong”.
Dalam kampanye “Travel Shanxi with Wukong” yang diluncurkan pada Kamis, mereka berjanji untuk memperkenalkan rute wisata bertema, produk budaya, dan acara yang berpusat pada game tersebut.
Game ini dengan cermat mereplikasi banyak keajaiban arsitektur Tiongkok, mulai dari patung Buddha polikrom hingga dekorasi atap yang rumit, yang mendorong minat terhadap situs-situs bersejarah di Shanxi.
Menurut data dari platform belanja Tiongkok, Meituan, pada 20 Agustus, popularitas atraksi wisata di Shanxi meningkat 156 persen, dengan lokasi game seperti Yungang Grottoes, Pagoda Kayu Yingxian, dan Menara Guanque menjadi tujuan utama.
Di tengah merosotnya permintaan eksternal dan runtuhnya pasar properti, Tiongkok berharap pengeluaran konsumen, dampak dari game ini, dapat mengisi kekosongan tersebut.
Penjualan ritel barang-barang konsumsi, yang menjadi indikator pengeluaran rumah tangga, hanya meningkat 2,7 persen dari tahun sebelumnya pada Juli, meskipun lebih cepat dibandingkan pertumbuhan Juni yang hanya 2 persen, dan lebih baik dari perkiraan konsensus oleh Bloomberg.
Yungang Grottoes, sebuah kompleks gua bersejarah yang terletak di dekat kota Datong, provinsi Shanxi, Tiongkok. Merupakan menjadi salah satu lokasi yang muncul di Black Myth: Wukong. Kompleks ini terkenal karena patung-patung Buddha yang dipahat langsung dari tebing batu pasir pada abad ke-5 dan ke-6 selama Dinasti Wei Utara (386-534 M). Foto: Shutterstock Images
Yin Zhenxing, direktur Museum Patung Polikrom Kuil Jade Emperor di provinsi Shanxi, mengatakan bahwa kegiatan promosi game tersebut, telah menyebabkan jumlah pengunjung mencapai rekor tertinggi, dengan lebih dari 50.000 orang dalam enam bulan terakhir.
“Sekitar 40 persen dari turis ini mengetahui situs tersebut dari game,” kata Yin, dikutip oleh media Tiongkok, Yicai.
George Li, seorang insinyur senior dan pemegang saham sebuah perusahaan game di Shenzhen, mengatakan bahwa Black Myth: Wukong menjadi populer karena menggabungkan budaya tradisional Tiongkok dengan teknologi internasional.
Karena grafisnya yang bagus, membuat game ini memiliki tuntutan tinggi terhadap perangkat keras yang digunakan untuk memainkannya. Hal tersebut menyebabkan peningkatan permintaan untuk konsol dan aksesori lainnya, menurut Li Xiang, pemilik toko di pasar komputer dan elektronik di kota Guangzhou, China selatan.
| Baca Juga: Video Game Tembak-menembak ‘Ruiner’ Bakal Diadaptasi Jadi Film
Dalam sektor F&B, ini menandai pertama kalinya Luckin, sebuah brand minuman dari Beijing, bermitra dengan perusahaan game untuk merilis produk, yang selaras dengan strateginya dalam memanfaatkan kolaborasi, untuk mempertahankan visibilitas merek.
Menurut laporan platform live-streaming Kuaishou, minuman ini diperkenalkan selama sesi pada hari Rabu, pesanan melalui platform tersebut meroket lebih dari 125 persen per hari.
Selain makanan dan minuman, game ini juga merambah ke bidang yang lain. Menurut aplikasi berita digital Economic View, beberapa pemandian, termasuk After Spa di Beijing, telah menggabungkan Black Myth: Wukong ke dalam penawaran mereka. Mayoritas tamu di area spa tersebut terlihat bermain game ini.
Black Myth: Wukong mengadaptasi kisah Raja Kera dalam novel klasik abad ke-16, Journey to the West. Game yang dikembangkan oleh studio start-up Game Science ini, dirilis dalam banyak platform seperti PlayStation 5, Xbox Series X and Series S, GeForce Now, dan Microsoft Windows.
Sepertinya Journey to the West sukses membawa Tiongkok dalam Journey to the Best. (*)
Tags:Black Myth: Wukong Game PS5