“Wanita yang merokok itu jauh lebih berisiko. Rokok bisa melemahkan daya tahan tubuh dan memicu perubahan sel di serviks,” ujar Prof. Yudi.
Dia menambahkan bahwa infeksi di area kewanitaan seperti keputihan akibat jamur atau bakteri bisa menyebabkan luka, yang menjadi pintu masuk ideal bagi HPV.
“Mulut rahim yang sehat itu mulus, tanpa luka. Tapi kalau ada luka, virus HPV bisa lebih mudah masuk,” ujarnya.
| Baca Juga: Kebiasaan yang Bisa Picu Kanker Bagi Anak, Yuk Hindari!
Prof. Yudi mengatakan, setiap jam, dua wanita Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Ini bukan sekadar angka, tapi panggilan darurat bagi semua pihak. Padahal, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV.
Vaksinasi HPV menjadi langkah pencegahan primer paling efektif untuk melindungi wanita dari kanker serviks, terutama bagi mereka yang belum aktif secara seksual.
“Vaksin HPV membentuk antibodi spesifik untuk melindungi tubuh dari perubahan sel akibat virus. Bahkan jika sudah terpapar, vaksin tetap bisa membantu mencegah kanker berkembang,” kata Prof. Yudi.
Menurut Prof Yudi, kelompok wanita dewasa yang belum pernah divaksinasi, seperti yang berada dalam fase pranikah dan pascapersalinan, masih perlu menjadi perhatian dalam perluasan upaya perlindungan.
“Dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah. Untuk ibu yang sedang menyusui, juga dapat menerima vaksinasi HPV,” ujarnya.
| Baca Juga: Perjuangan Adik Olla Ramlan Lawan Kanker, Pernah Mati Suri 3 Jam
POGI merekomendasikan vaksinasi dilakukan pada umur 9 sampai dengan 14 tahun, meskipun vaksin tetap bisa diberikan hingga usia 26 tahun atau lebih, tergantung kondisi masing-masing individu.
“Dengan vaksin, tubuh memiliki antibodi yang siap melawan virus, bahkan sebelum virus menimbulkan perubahan sel,” ujarnya.
Tags:Ibu Menyusui Kanker serviks Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia POGI Vaksinasi HPV Wanita Pascapersalinan Wanita Pranikah