Akibat lainnya adalah kondisi puing-puing yang menjadi lebih tidak stabil dikarenakan kondisi hujan dan air yang terperangkap di antara tanah dan puing-puing.
Pejabat PBB, Serhan Aktoprak menyatakan dia mendengar dugaan bahwa tanah longsor bisa saja kembali terjadi dan kemungkinan 8.000 orang perlu dievakuasi.
| Baca Juga: Banjir di Brazil Tewaskan 90 Orang, 130 Lainnya Hilang
“Kami mendengar dugaan bahwa tanah longsor bisa terjadi lagi dan mungkin 8.000 orang perlu dievakuasi,” kata Aktoprak kepada wartawan seperti dikutip dari France 24.
“Ini adalah kekhawatiran utama. Pergerakan tanah, puing-puing, menimbulkan risiko serius, dan secara keseluruhan jumlah orang yang mungkin terkena dampaknya mungkin mencapai 6.000 orang atau lebih,” sambungnya.

Kendaraan tampak terguling usai terkena longsor di Papua Nugini. (Foto: X/dambaana)
Aktoprak mengungkap bahwa, jika puing tidak dapat dihentikan maka akan terus bergerak dan akan sangat beresiko kepada masyarakat dan desa lain di bagian bawah gunung.
“Jika puing-puing ini tidak dihentikan, jika terus bergerak, maka kecepatannya akan semakin meningkat dan menyapu bersih masyarakat dan desa-desa lain di bagian bawah gunung,” kata Aktoprak.
| Baca Juga: Banjir Bandang Pakistan dan Afghanistan, Telan Puluhan Korban Jiwa
“Ini adalah kekhawatiran utama. Pergerakan tanah, puing-puing, menimbulkan risiko serius, dan secara keseluruhan jumlah orang yang mungkin terkena dampaknya mungkin mencapai 6.000 orang atau lebih,” katanya.
Hal tersebut juga mencakup penduduk desa yang sumber air minum bersihnya terkubur dan petani subsisten yang kehilangan kebun sayurnya.
“Jika puing-puing ini tidak dihentikan, jika terus bergerak, maka kecepatannya akan semakin meningkat dan menyapu bersih komunitas dan desa-desa lain di bagian bawah gunung,” pungkas Aktoprak. (*)
Tags:Kejadian Longsor Longsor Orang Terkubur Longsor Papua Nugini Papua Nugini Longsor Tertimbun Longsor