By: Naomi Nilawati
27 July 2025

Menggunakan sequins dari limbah plastik daur ulang dan material seperti wool serta satin breathable, Adhit menciptakan busana yang tidak hanya elegan namun juga mengedukasi publik akan pentingnya kesadaran berbusana.

“Fesyen bukan sekadar gaya, tapi juga ekspresi nilai hidup. Dunia akan jadi tempat yang lebih baik jika kita berpikir dan bertindak bijak, termasuk dalam berpakaian,” ungkapnya.

Circular Fashion dengan Jiwa Sosial

Desainer Adrie Basuki, pionir circular fashion Indonesia, mempersembahkan koleksi bertema TRANSFORMA. Terdiri dari 24 look untuk pria dan wanita aktif, koleksi ini menggunakan kain daur ulang bermotif marmer, hasil kolaborasi dengan Batik Sadabhumi dan denim modern.

| Baca Juga : Maia Estianty Ungkap Rahasia Kulit Kencang dan Sehat

Koleksi ini juga mengangkat semangat penyintas kanker melalui kampanye bersama CISC, menyampaikan bahwa fashion bisa menjadi sarana pemberdayaan dan penyembuhan. Semua sisa kain dari proses produksi juga diolah kembali menjadi kain baru, menegaskan komitmen Adrie terhadap keberlanjutan.

“Setiap lapisan kain membawa makna. TRANSFORMA adalah tentang ketangguhan, perubahan, dan keberanian menjadi versi terbaik dari diri sendiri,” ujar Adrie.

Mode Sebagai Cermin Jiwa, Alam, dan Budaya

JF3 Fashion Festival 2025 telah membuktikan bahwa mode tidak lagi sebatas tren. Ia adalah bahasa, pernyataan, dan kadang, sebuah revolusi.

Lewat tangan-tangan kreatif para desainer, baik dari ranah asosiasi seperti APPMI maupun independen yang konsisten mengusung perubahan, panggung fashion menjadi cermin dari dinamika jiwa manusia, semesta alam, serta nilai-nilai yang terus hidup dan tumbuh bersama zaman.

Di tengah siluet, tekstur, dan warna, kita menemukan narasi tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita ingin melangkah. Dari bunga yang mekar hingga transformasi dalam benang daur ulang, semua berbicara dalam bahasa yang sama: keindahan yang berarti. (*/ADV)

Tags:

Leave a Reply