| Baca Juga: Vidi Aldiano Bertekad Puasa Penuh Meski Idap Kanker Ginjal

“Jadi saya kalau memotivasi itu, ini sakitnya itu cuma sebentar tapi sehatnya itu lama. Itu yang harus kita tekankan,” ucapnya.

Namun tak jarang Ambarwati merasa sedih ketika melihat para pengidap lain yang masih berusaha untuk sembuh. Di sisi lain, dia merasa bangga pada mereka yang masih terus berjuang.

“Saya itu kalau di luar kelihatan tegar. Tapi ketika bertemu dengan teman-teman komunitas itu terharu karena bangga karena kita semua sehat,” ucapnya.

Anggota RRS (Foto: Nyata/Nadiah Sekar)

Anggota RRS (Foto: Nyata/Nadiah Sekar)

“Walau awalnya sakit, tapi kan semua proses itu sudah dilewati. Ketika kita bertemu, kita happy. Kita bisa nge-dance, nyanyi, kayak gitu-gitu,” lanjutnya.

Acara ulang tahun Road to Recovery Surabaya itu diisi dengan banyak kegiatan. Di antaranya, penampilan menari dan menyanyi dari para anggota serta sambutan dari dr. Ario Djatmiko Wirokusumo, Sp.B.Subsp.Onk, penggagas RRS.

| Baca Juga: Kesehatan Raja Charles III Menurun Imbas Pengobatan Kanker

“Sebenarnya, dulu itu ibu-ibu spontan saja menganggap teman-teman yang terkena kanker payudara dianggap sebagai teman sendiri. Kemudian saya buat ide, kenapa nggak dijadikan organisasi,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, keberadaan komunitas tersebut penting bagi mereka yang berjuang untuk sembuh.

“Pentingnya grup itu adalah dia datang mendampingi pasien dengan ketulusan, tidak ada keinginan lain. Dia ingin berbagi rasa. Dan terus terang, seorang survivor sangat dibutuhkan oleh pengidap baru. Jadi survivor itu bisa bilang, ‘Ini lho saya sudah sembuh’,” jelasnya.

“Saya itukan dokter, bisa mengobati pasien. Tapi saya tidak pernah mengalami operasi atau kemoterapi. Nah, yang bisa mendampingi itu orang yang pernah mengalami gitu,” lanjutnya. (*)

Tags:

Leave a Reply