By: Naomi Nilawati
25 March 2024

“Kita diberi kepercayaan untuk menjadi bagian dari masterpiece-nya almarhum Gugum Gumbira, itu sebenarnya bebannya nggak mudah. Jadi walaupun dengan latihan yang sangat sedikit, kita berusaha menampilkan yang terbaik. Memang tidak mudah, tapi kalau disuruh mengulang, aku akan bersedia seratus kali. Karena ini indah banget,” lanjutnya.

Denada menambahkan, “Walaupun sebelum mentas kurang tidur, tapi saat di atas panggung ada aura yang luar biasa saat mendengar musiknya. Apalagi itu dibawakan secara live dengan alat musik aslinya, dan dinyanyikan juga secara live. Merinding. Jadi itu memberikan satu energi yang lebih buat kita, ketika mendengar suara musiknya. Tapi jujur, saat di atas pentas, aku sempat melakukan sedikit kesalahan. Untungnya udah dipesenin, ‘kalau ada salah, lanjutin aja narinya, jangan berhenti, show much go on. Aku beruntungnya narinya banyak temennya jadi bisa nyontek-nyontek.”

Foto: Dok. Galeri Indonesia Kaya

Denada benar-benar merasa bangga bisa tampil di pagelaran seni itu. “Kita tahu seni tari Jaipongan itu sudah mendunia. Aku bangga diberi kesempatan untuk ambil bagian. Penampilan kami ini merupakan salah satu upaya yang kami lakukan, untuk melestarikan tari Jaipongan ke hadapan para penikmat seni. Saya dan Dewi Gita juga memperoleh banyak ilmu baru dari Padepokan Jugala Raya, tentang ragam koreografi dari tari Jaipongan,” jelas Denada.

Menurut Denada, penampilan mereka begitu spesial karena biasanya membawakan tarian yang lebih kontemporer, kali ini lebih mengangkat nilai tradisi. “Mungkin selama ini masyarakat Indonesia sudah mengenal tari Jaipongan. Tapi hari ini kita ingin menunjukkan, ‘ini loh sebenarnya Jaipongan itu.’  Kita berharapnya generasi muda semakin banyak yang meneruskan dan melestarikannya,” katanya.

Foto: Dok. Galeri Indonesia Kaya

Dewi Gita mengatakan, “Dan kita berharapnya generasi muda mau menpelajari sejarah dari Jaipongan. Sehingga benar-benar bisa mendalaminya. Jaipongan itu apa, diciptakan oleh siapa, tahun berapa, gerakannya itu diawali dari gerakan apa sampai Pak Gugum Gumbira itu menciptakan sebuah tarian yang luar biasa.” (*)

Tags:

Leave a Reply