Sejauh ini hanya dijumpai kasus disebabkan Clade II di Indonesia. Namun, bukan berarti masyarakat boleh lengah. Pasalnya, virus bisa menyebar dengan mudah jika ada kontak fisik erat dengan penderita.
Dr. dr. Prasetyadi Mawardi SpKK(K), dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menghimbau masyarakat untuk tidak menyembunyikan gejala. Terlebih jika muncul ruam, jangan mencoba untuk memanipulasi seolah luka biasa.
| Baca Juga : Sederet Khasiat Air Rebusan Daun Pepaya Bagi kesehatan
“Pasien tidak boleh berbagi barang-barang pribadi seperti handuk dan pakaian. Apabila terdapat benjolan atau bintil dan mengalami luka atau erosif, sebaiknya segera diobati,” katanya, dikutip dari laman Kemenkes pada Sabtu (24/8).
Gejala cacar monyet meliputi ruam, pusing, demam, nyeri otot, hingga badan yang terasa lelah dan lemas. Selain itu, penderita juga bisa mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di bagian ketiak, leher, atau selangkangan.
Melalui Instagram, Kemenkes juga mengeluarkan himbauan agar berhati-hati dalam melakukan kontak fisik dengan orang lain termasuk aktivitas seksual.
Lembaga pemerintah itu meminta masyarakat untuk menghindari perilaku seksual yang beresiko seperti gonta ganti pasangan dan berhubungan dengan sesama jenis.
Untuk saat ini, pencegahan cacar monyet dilakukan dengan suntikan vaksin cacar (smallpox) yang telah dimodifikasi. Karena Mpox masih satu jenis dengan virus variola penyebab cacar, vaksin itu dianggap mampu membentuk kekebalan tubuh.(*)
Tags:Cacar Monyet Cacar Monyet Indonesia Monkeypox Mpox