Nama Mbok Yem menjadi legenda setelah membuka warung makan pertama di puncak Gunung Lawu sejak tahun 1980-an
Warung itu tidak hanya sekadar tempat para pendaki mengisi perut yang kosong, tetapi juga tempat bagi mereka yang ingin menghangatkan badan saat kedinginan.
Sebab, selain makanan, warung sederhana berlokasi di Hargo Dalem itu juga menyediakan teh hangat untuk menjaga suhu tubuh di cuaca dingin. Maklum, Gunung Lawu memiliki ketinggian sekitar 3.265 mdpl. Belum lagi hawa dingin semakin menusuk saat musim kemarau.
| Baca Juga : Retina Rusak, Istri Jadi ‘Mata’ Suami Demi Lulus Doktor Bareng di ITS
Selain itu, warung Mbok Yem juga menjadi jujugan para pendaki karena tersedia shelter-shelter untuk menginap.
Maka tidak heran jika osok Mbok Yem sangat melekat di hati para pendaki Gunung Lawu. Bahkan dianggap seperti nenek sendiri.
Kabar duka meninggalnya Mbok Yem bertebaran di media sosial. Ucapan duka cita dan ungkapan rasa kehilangan banyak dibagikan.
“Ojo lali dolan Rene neh’, nnti tanggal 10-11 mei dah persiapan mau kesana mbok, kok sampean malah pergi,” kenang netizen.
“Kalau luwe mangano gorengan orapopo, gaweo teh dewe’, obrolan yang kini jadi kenangan, Semoga beliau ditempatkan di sisi ALLAH SWT,” kenang lainnya.
“Inalillahi pernah maem nasi pecel dikasih telur 2 digratisin minuman,” tulis netizen lain. (*)
Tags:Mbok Yem Mbok Yem Gunung Lawu Mbok Yem Gunung Lawu meninggal Mbok Yem meninggal Mbok Yem sakit apa