By: Puji Tyas
24 April 2024

Di lingkungan itu pula, ia mendapat pendidikan tentang tata krama, seni tari klasik, dan karawitan. Berbagai informasi kebudayaan Jawa lainnya seperti membatik, ngadi saliro ngadi busono, bahasa dan sastra Jawa, serta mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat juga diserapnya. Tak terkecuali meramu jamu dan kosmetika tradisional dari bahan alami.

Pada 1956, Mooryati menikah dengan Soedibyo Purbo Hadiningrat dan mengikuti suaminya bertugas di Sumatera Utara. Sebagai ibu rumah tangga, dia pun mencari kesibukan lain saat berada di rumah. Ia lalu menekuni hobi meracik jamu dan kosmetik dari bahan tradisional yang kemudian dibagi-bagikan ke teman-temannya.

Pada 1973, Mooryati memulai bisnis jamu. Tak lama berselang ia mendirikan Mustika Ratu. Produknya meliputi beragam produk kecantikan dan kesehatan yang dipasarkan di Indonesia dan mancanegara.

Setidaknya ada 20 negara yang menjadi tujuan ekspor Mustika Ratu. Di antaranya, Rusia, Belanda, Jepang, Afrika Selatan, Timur Tengah, dan Brunei.

| Baca Juga: Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Babe Cabita Sebelum Meninggal Dunia

Tahun 1992, Mooryati meluncurkan kontes kecantikan Puteri Indonesia. Ia juga mendirikan Yayasan Puteri Indonesia. Melalui yayasan inilah para perempuan Indonesia memiliki wadah aktualisasi diri. Mereka ditempa dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa.

Perempuan yang seorang politikus, pakar kecantikan, dan pengusaha itu juga menekuni pendidikan hingga doktor. Atas dedikasi dan kiprahnya, sang legenda ratu kecantikan itu menjadi peraih rekor MURI sebagai pemegang gelar doktor tertua di Indonesia.

Wakil Ketua II Majelis Permusyawaratan Rakyat Periode 2004-2009 itu, juga dikenal sebagai Empu Jamu untuk ketekunannya di dunia kecantikan dan jamu tradisional. Bahkan, dalam 99 wanita berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia 2007, Mooryati berada di posisi ketujuh. (*)

Tags:

Leave a Reply