By: Padnya
24 February 2025

Antartika selalu jadi tempat spesial bagi para peneliti dalam melakukan penjelajahan dan penelitian sejarah dunia. Benua yang meliputi kutub selatan itu dianggap masih menyimpan bukti sejarah peradaban bumi jutaan tahun lalu yang tersimpan di bawah lapisan gunung es.

Sejarah mencatat ada delapan peneliti Indonesia yang pernah menginjakkan kaki di Antartika. Salah satu yang beruntung itu adalah Gerry Utama.

Beberapa waktu lalu, dia menjadi bagian dari misi Russian Antarctica Expedition (RAE) yang berlangsung selama Maret-Juli 2024. Pria asal Palembang itu menjadi satu-satunya peneliti Indonesia sekaligus pertama di ASEAN yang terpilih mengikuti program RAE ke-69 itu.

 Dia bertugas untuk mendesain peta geomorfologi Pulau King George, yang akan melengkapi Atlas Antartika milik pemerintah Rusia. Menariknya, dia juga berhasil menemukan Fosil Kayu berusia 130 juta tahun. Penemuan itu tentunya memperkaya temuan-temuan baru yang ada di sana.

”Kesannya amazing, mengesankan dan seru banget. Pengalaman pertama yang nggak akan saya lupakan itu ke Antartika,” kata Gerry Utama memulai ceritanya kepada Nyata, belum lama ini.

| Baca Juga: 84 Tahun Menikah, Pasangan Brasil ini Punya Lebih dari 100 Cucu

Menurut pria yang akrab disapa Gerry itu, tidak sembarang peneliti bisa menjelajah Antartika. Dia sendiri mendapat tawaran untuk mengikuti RAE dari tempatnya bekerja di Arctic and Antarctic Research Institute (AARI), sebuah lembaga penelitian tertua di Rusia di bidang Artktik dan Antartika yang berbasis di kota Saint Petersburg.

”Jadi awal-awal kuliah semester pertama selesai ujian itu, saya ditawarkan oleh pihak AARI untuk penelitian ke Antartika. Mereka bilang ‘kalau mau persiapkan saja’ begitu. Barulah awal tahun 2023 itu saya mulai menggagas mau riset apa saja. Terus saling komunikasi ada nggak kemungkinan peluang untuk bertugas, ternyata bersambut baik. Akhirnya ditawarkan pekerjaan apa. Saya rapat dan diskusi dengan para dosen dan peneliti. Apa yang mau dikerjakan selama di Antartika,” kenang lulusan S2 jurusan Paleogeografi di Saint Petersburg State University itu.

”Kalau persyaratannya ada. Untuk tim peneliti yang dicari sesuai bidang keahliannya. Kebetulan saya bidang keahliannya geomorfologi. Sebab kemampuan dalam interpretasi data radar dan pemetaan menjadi aset berharga dalam misi ini,” lanjutnya.

| Baca Juga: Tersiram Avtur, Korban Kecelakaan Pesawat Delta Airlines Selamat

Hingga pada Januari 2024, Gerry terpilih sebagai peneliti geomorfologi mewakili AARI. Bersama 150 orang yang terdiri dari kru kapal serta 75 peneliti dari departemen oseanografi dan glasiologi yang berasal dari Rusia.

Namun sebelum berangkat, mereka wajib mengikuti training. Mencakup pelatihan pertahanan fisik, kemampuan SAR (Search and Rescue, red) dan keahlian diving. Mereka juga dibekali baju, jaket dan sepatu khusus yang tahan terhadap suhu dingin Antartika.

Tags:

Leave a Reply