Soni tidak menyangka pertemuan itu jadi pertemua terakhir mereka. Menjadi pramugari memang cita-cita Oshima sejak SMA. Sebenarnya Soni lebih menginginkan putrinya menjadi polisi wanita (polwan), namun Oshima menolak. Ia minta izin menjadi pramugari.
”Saya dan istri merestui. Kami memberi kebebasan. Monggo, saya memberi kebebasan. Yang penting tetap berbudi pekerti baik, berbudi luhur, ojo sembarang gaul dan berhati-hati. Itu saran saya,” kenang Soni.
Harapan Soni selanjutnya adalah putri sulungnya menikah. Kegelisahan itu sempat Soni utarakan pada pertemuan terakhir itu. Oshima sendiri memahami. Namun ia minta diberi waktu untuk memilih pasangan yang tepat.
| Baca Juga: Curhat Suami Korban Kebakaran Glodok Plaza: Saya Tahu, Kemungkinannya Kecil
Segera Menikah
”Sebagai seorang ayah, saya perlu memberi waktu. Boleh berhati-hati, tapi jangan terlalu. Ingat usiamu sudah 30 lho,” kata Soni, kepada Oshima, kala itu.
Mendengar hal itu Oshima hanya tertawa. ”Ibunya juga gelisah. Sama khawatir seperti saya. Tapi akhirnya saya bilang, ’Semogalah pokoknya yang terbaiklah kamu pilih’,” kata Soni lagi.
Kini harapan itu mungkin sudah pupus. Meski belum dipastikan, namun keluarga sudah ikhlas menerima kejadian ini. Soni bersyukur, istri dan putri ke duanya sudah menerima dengan ikhlas.
”Ibunya sudah mulai tenang. Sudah mengikhlaskan. Ojo disesali. Ojo ditangisi, ojo digerani. Ini adalah skenario Tuhan. Harus kita terima dengan lapang dada,” tutup Soni.
Kisah selengkapnya baca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2791, Minggu ke III, Januari 2025. (*)
Tags:Ayah Oshima Yukari Kebakaran Glodok Plaza kebakaran Jakarta Korban Kebakaran Glodok Plaza Oshima Yukari Osima Yukari Pramugari Korban Kebakaran Pramugari Oshima Yukari