| Baca Juga : Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Diproses Hukum, Saksi Diperiksa
Hampir 12 Tahun
Atok sudah berada di jajaran manajeman RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo sejak 2011. Dua tahun pertama, dia menjabat Wadir Pelayanan Medis (Yanmed).
Setelah itu, hingga tulisan ini diturunkan, putra asli Sidoarjo itu jadi orang nomer satu di rumah sakit berkapasitas 700 bed itu.
Selama hampir 12 tahun memimpin Notopuro, banyak perubahan yang Atok wujudkan. Bukan hanya penampilan interior dan tampak luar (eksterior) bangunan Notopuro secara keseluruhan.

Dokter Atok Irawan, direktur RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo. Foto: Dok. Nyata
Tapi juga dalam kemampuan mendiagnosa dan penanganan medisnya menggunakan teknologi terkini. Dan pelayanan, termasuk tindakan operasi eksekutif bagi pasien-pasien yang tak punya cukup waktu untuk ngantri dan yang non-BPJS.
“Kami siapkan kamar operasinya juga. Mereka tidak nunggu lama, tapi jadwal operasi pasien-pasien BPJS juga tidak terganggu,” jelas dokter yang pernah mengabdi di Flores Timur selama tiga tahun itu, dan sempat ikut menangani para korban tsunami Maumere tahun 1992 lalu.
Itu langkah cerdas untuk meningkatkan penghasilan Notopuro. Sebab mereka yang berobat di poli eksekutif itu adalah pasien-pasien non-BPJS.
| Baca Juga : Kisah Pilu Ayah Santri Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Dua Minggu Menanti Identifikasi Jenazah Anak
Terobosan Atok yang lain adalah Pusat Layanan Terpadu Kanker, lengkap dengan layanan kemoterapi dan radioterapinya. Dengan lobi dan ruang tunggu yang seindah hotel bintang lima.
Yang lebih menarik lagi bunker untuk tindakan radioterapi. Meski letaknya agak terpisah namun tidak seram. Karena pilar-pilar dan lantai sepanjang lorong dan dinding ruangnya dibalut ornamen rumah kuno Madura. Sehingga artistik dan instagramable.
Tags:Al Khoziny Atok Irawan RSUD Notopuro Sidoarjo