By: Farah Yumna
23 October 2025

NYATA MEDIA — Salah seorang sosok penting di balik penyelamatan para korban ambruknya Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo adalah dr Atok Irawan Sp.P., M.Kes. Direktur RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo.

Seperti diketahui, pada 29 September lalu, pukul 15.00 WIB, bangunan baru musala tiga lantai Al Khoziny ambruk. Dua lantai beton di atasnya, runtuh dan menimpa 167 santri yang sedang sholat berjamaah di lantai satu.

Sebanyak 63 orang ditemukan tak bernyawa, beberapa meninggal di rumah sakit karena cideranya terlalu berat. Hanya sebagian kecil yang selamat dengan cidera ringan. Sebanyak 45 korban, dengan luka berat dan sedang dirawat di Notopuro.

Yang terakhir pulang, Selasa (14/10) lalu, adalah Syehlendra Haical. Bocah asal Probolonggi itu kakinya, lutut ke bawah terpaksa harus diamputasi.

Dokter Atok bersama Haical. Foto: Dok. Nyata

Dokter Atok bersama Haical. Foto: Dok. Nyata

| Baca Juga : Kisah Lora Beni, Anak Kyai Sampang yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny

Ditelpon Hasan

Pada sore yang nahas itu, Atok sebenarnya sudah di perjalanan pulang dari Notopuro. Tiba-tiba hapenya berdering. Bukan dari nama-nama yang ada di kontaknya. Melainkan dari Hasan, salah seorang cucu KH Abdus Salam Mujib. Piminan sekaligus pemilik Al-Khoziny.

Hasan yang tinggal di Jakarta meminta tolong Atok agar ke ponpes. Pria muda itu hanya mengatakan, “Bangunan mushala ambruk ketika santri-santri sedang sholat.” Tanpa tanya jumlah dan kondisi korban, Atok langsung menuju ke lokasi sembari menelpon IGD Notopuro.

Alumnus Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya itu tidak mengira bahwa bangunan yang ambruk adalah perluasan musala yang sedang dalam proses pembangunan. Meski begitu, Al Khoziny punya tempat khusus di hati Atok.

Pada tahun 1990-1991, ketika Atok masih berstatus dokter muda, pernah berpraktek di poliklinik ponpes tersebut, mendampingi drg Abdul Khizam yang kini menjabat ketua PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) Sidoarjo sejak 2020 hingga 2024 lalu.

“Ketika itu kan belum ada SIP (surat izin praktek, red). Jadi saya bisa praktek dokter umum. Saya di sana melayani para santri dan keluarga pak Kiai saja. Dan tetangga sekitar pesantren, kalau butuh,” kenangnya.

Tags:

Leave a Reply