Pesan Persatuan Lewat Koleksi Ulos

Yang juga menarik perhatian dalam Spotlight Indonesia 2023 ini adalah beberapa desainer yang menggunakan kain ulos untuk koleksi busana yang ditampilkan. Desainer tanah air yang ikut menggaungkan kain ulos ini adalah Jenny Yohana Kansil lewat labelnya JYK. Dalam masyarakat Batak, Ulos berfungsi sebagai simbol persatuan dan keharmonisan, yang digunakan untuk menyelesaikan perselisihan dan memperkuat ikatan sosial.
Terinspirasi oleh filosofi Ulos yang tidak pernah lekang oleh waktu, Jenny mengatakan koleksinya ini berfungsi sebagai pengingat bahwa terlepas dari perbedaan antar manusia, tapi tetap harus bekerja sama untuk menjunjung tinggi cinta, perdamaian, persatuan dan harmoni saat menavigasi jalan bersama menuju kemenangan.
| Baca Juga: JMFW 2024 Tampilkan Rekomendasi Gaya Modest Kekinian
Pada koleksi kali ini, Jenny memadukan kain ulos tradisional Batak dengan gaya Barok Italia. “Benang merah dari Ulos hingga Gaya Barok berasal dari arsitektur yang mengesankan, meskipun asal usul budayanya berbeda, baik arsitektur Batak maupun Gotik memiliki kesamaan, terutama kehadiran Gorga dan Gargoyle, yang telah menjadi ciri khas arsitektur Gotik, yang kemungkinan besar didirikan dengan tujuan untuk perlindungan,” papar Jenny.
Ini dipertegas lagi dengan warna-warna yang cenderung bernuansa lebih gelap. Karena, kata Jenny, koleksi ini juga banyak terinspirasi pada gaya Mod dan Beatnik tahun 50-an hingga 60-an, dengan garis sederhana dan bersih dengan siluet ramping yang memberikan kesan pemberdayaan dan modern pada perempuan.
“Warna-warna yang dipilih mewakili ketidakpastian jalan menuju kejayaan, kemenangan dengan percaya diri, dan keberanian,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahan kain yang digunakan dalam koleksi ini antara lain mikado, wool twill, dan katun, yang ditujukan untuk fesyen hypebeast kontemporer, yang relevan dikenakan sehari-hari.

Pesona wastra ulos suku Batak, Sumatera Utara, juga ditampilkan oleh Chathaulos by Martha Simanjuntak. Chathaulos menghadirkan gaya fashion terupdate dengan design Baju Ethnic yang merupakan kombinasi Ulos dan jenis kain lainnya dengan metode zerowaste dan mengusung tema ‘Bring Ulos to the Ethnic Fashion, Clasotic of Ulos’.
Clasotic of Ulos adalah tema design yang merupakan kombinasi dari Classic dan Exotic. Clasotic semakin menonjolkan keunikan motif ulos dalam design pakaian. Dimana Ulos memiliki makna yang sangat dalam buat Suku Batak. Baik dari Warna dan Motif yang memiliki arti yang berbeda beda dan semuanya menggambarkan sejarah kehidupan masyarakat Batak.
Chathaulos menggunakan jenis tenun ulos seperti Sadum, Ragihotang, Sibolang dan Pucca serta Batik Batak yang populer dengan motif gorga. Warna-warna cerah menjadi pilihan karena memiliki motivasi yang kuat dalam bersuka cita dan bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, dipadukan dengan jenis kain lainnya, hingga corak etnik ulos tidak lagi terkesan kuno.
Warna monokromatik juga menjadi bagian dari design Chathaulos yaitu intensitas dari satu warna tunggal atau penggabungan dengan versi yang lebih terang, lebih gelap atau lebih lembut dari warna tersebut. Design Chathaulos menonjolkan baju etnik terlihat jauh lebih modern, mewah, dan berkelas.
Chathaulos menerapkan konsep zero waste fashion dalam design-designnya, dimana sisa potongan kain dirancang menjadi pakaian sejak awal proses. Penerapan zero waste fashion untuk meminimalisir limbah produksi busana. *Omi
Tags:Funky Kebaya SPOTLIGHT Indonesia 2023 Wastra