By: Azharul Hakim
21 November 2025

NYATA MEDIA — Militer Myanmar menggerebek pusat penipuan online yang terletak di perbatasan Thailand, tepatnya daerah Shwe Kokko pada Selasa (18/11). Dalam operasi itu, ratusan warga negara asing atau WNA berhasil ditangkap.

Menurut laporan The Global New Light of Myanmar, 346 WNA yang ditangkap kini sedang dalam pemeriksaan. Selain itu, hampir 10.000 ponsel yang digunakan dalam aksi perjudian online juga disita oleh pihak berwenang.

“Selama operasi tersebut, sebanyak 346 warga negara asing yang saat ini sedang diselidiki telah ditangkap,” demikian laporan The Global New Light of Myanmar.

“Nyaris 10.000 ponsel yang digunakan dalam operasi judi online juga disita,” jelas laporan tersebut.

Shwe Kokko memang dikenal sebagai pusat penipuan online. Jaringan itu telah berkembang pesat sejak pandemi Covid-19. Lokasinya berada di wilayah perbatasan Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja.

| Baca Juga : Keluarga Ungkap Kondisi Jule hingga Singgung Sikap Na Daehoon

Daerah itu juga dikenal wilayah konflik. Militer Myanmar menuduh kelompok oposisi bersenjata yang beroperasi di wilayah tersebut telah membiarkan pusat penipuan beroperasi di bawah perlindungan mereka.

Shwe Kokko telah lama dikaitkan dengan Yatai, sebuah perusahaan yang terafiliasi dengan She Zhijiang, seorang tersangka berkebangsaan China dan Kamboja yang sebelumnya dijatuhi sanksi Amerika Serikat dan Inggris.

Ia ditangkap di Thailand pada tahun 2022 dan diekstradisi ke Tiongkok minggu lalu atas tuduhan terkait perjudian daring dan penipuan.

Menurut PBB, sindikat penipuan tersebut telah meraup miliaran dolar AS dan menjerat ratusan ribu orang untuk melakukan penipuan online secara paksa.

Aktor Tiongkok jadi korban

Aktor Tiongkok, Wang Xing, pernah menjadi korban perdagangan manusia di perbatasan Thailand yang terkenal sebagai pusat penipuan.

| Baca Juga : Ruben Onsu Sulit Bertemu Anak, Jordi: Ketemu Ponakan Gampang Tinggal Chat Bundanya

Awal terbongkarnya perdagangan manusia yang menimpa Wang Xing berkat kecurigaan dan laporan wanita bernama Jia Jia pada Minggu (5/1) lalu.

Wanita yang mengaku kekasih Wang Xing itu menyebutkan bahwa pada tanggal 24 Desember lalu, kekasihnya menerima pesan dari teman tentang panggilan casting.

Temannya itu diduga bekerja untuk GMM Grammy, perusahaan media terbesar di Thailand. Wang Xing mengirim demo reel aktingnya kepada teman itu dan dinyatakan lulus audisi.

Namun aktor yang juga membintangi film Fox Spirit Matchmaker: Red-Moon Pact itu, pada Senin (30/12) sempat ragu. Ia pun memutuskan mundur. Namun si teman mengatakan sudah terlambat untuk mencari ganti.

| Baca Juga : Tika the Iggy, Anjing Terkenal yang Pernah Diwawancarai Vogue Kini Tiada

Wang Xing pun tidak punya pilihan selain berangkat pada 2 Januari. Ia berangkat dari Shanghai dan tiba di Bandara Suvarnabhumi Bangkok, esok harinya. Ia naik mobil yang diatur temannya dan diberi tahu akan menuju sebuah hotel yang dekat dengan tempat syuting. Hanya ada Wang Xing dan pengemudi dalam mobil itu.

Selama perjalanan, Wang Xing tetap berkomunikasi dengan Jia Jia. Salah satu pesan yang disampaikan, Wang Xing sedang menuju Mae Sot, sebuah distrik di Thailand yang berbatasan dengan Myanmar.

Sekitar pukul 11.30 waktu setempat, Wang Xing diminta naik mobil yang lain. Ia pun mengirim pesan SOS kepada kekasihnya. Itulah komunikasi terakhir. Setelah itu mereka tidak bisa berkomunikasi.

| Baca Juga : Wang Xing, Aktor Tiongkok jadi Korban Perdagangan Manusia

Jia Jia dan adik lelaki Wang Xing kemudian meminta bantuan Biro Keamanan Publik Kota Shanghai, Kedutaan Besar Tiongkok di Thailand dan Konsulat Jenderal Tiongkok di Chiangmai. Keduanya juga terbang ke Thailand dan mengajukan laporan orang hilang pada Senin (6/1) lalu.

Beruntung esok harinya, Wang Xing ditemukan pihak berwenang Thailand. Saat bersamaan ditemukan 50 warga negara Tiongkok, di lokasi yang sama.

Saat ditemukan, kepala Xing dicukur habis dan ada bercak merah terlihat di kaki kirinya. Tubuhnya juga lebih kurus dan sangat tidak terawat. Tatapan matanya kosong. Diketahui, dia jadi korban perdagangan manusia sehingga dipaksa melakukan pekerjaan ilegal sebagai scammer atau penipu. (*)

Tags:

Leave a Reply