Gelaran Jakarta Modest Fashion Week (JMFW) 2024 resmi dibuka pada 19 Oktober 2023. Ajang tahunan yang bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai barometer dan trendsetter modest fesyen dunia ini mengusung tema Discover Indonesia Modest Fashion Excellence.
Jakarta Muslim Fashion Week 2024 merupakan gelaran dari Kementerian Perdagangan untuk mempromosikan produk fesyen muslim lokal. Penyelenggaraan JMFW 2024 juga dibarengi dengan Trade Expo Indonesia 2023, lebih dari 200 brand lokal terlibat di JMFW 2024, dengan 150 di antaranya merupakan desainer modest fashion.
JMFW kali ini, yang digelar selama 3 hari, berfokus pada penguatan ekosistem modest fashion nasional. Diharapkan, modest Indonesia semakin kuat dan secara global bisa memimpin pasar.
Bahkan, Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia Jerry Sambuaga berharap JMFW 2024 bisa menjadi barometer trend modest fashion baik di Indonesia maupun dunia. Jerry menyampaikan optimismenya pada produk fesyen muslim lokal. Menurutnya, busana-busana karya desainer Tanah Air bisa jadi kiblat di dunia internasional.
“Jakarta Muslim Fashion Week akan menjadi sebuah kiblat juga icon dan trendsetter untuk standar-standar di dunia internasional. Karena itu, kami mendorong produk dalam negeri untuk terus berproduksi dan menghasilkan karya dengan kualitas terbaik,” kata Jerry di pembukaan Jakarta Muslim Fashion Week 2024.
Perlu diketahui, JMFW 2024 juga mengusung konsep keberlanjutan, hingga diharapkan banyak anak muda yang tertarik dengan modest fashion. Dengan begitu, konsep fashion ini bisa lebih besar di Indonesia.
|Baca Juga: Cool! Penyandang Disabilitas Meriahkan Parade New York Fashion Week 2023

Tampilan Warna-Warna Segar
Di panggung itu, beberapa perancang mode membuat koleksi modest yang sangat fresh. Mulai dari cuttingan yang tidak kaku, warna vibrant, hingga permainan fabric yang bervariasi.
Pada pembukaan Jakarta Muslim Fashion Week 2024, sembilan desainer dan brand busana muslim memamerkan karyanya. seperti Bellabaric by Najua Yanti, Zeta Prive, Irna La Perle Sasirangan Kalimantan Selatan X PT Andalan, Qnanz, Aden Hijab, Magdara X Riana Meilia, Nada Puspita, Muda, dan Buttonscarves.
Seperti Desainer Najua Yanti menghadirkan deretan dress warna-warni yang dipadukan dengan jaket hitam. Ada sentuhan batik dan lurik dalam karyanya yang bertajuk Reflection. Aneka potongan gaun panjang yang loose dikombinasikan dengan berbagai bahan dan pola geometris. Sebuah jaket musim dingin ikut dipakaikan ke model sebagai outer multifungsi.
Penerapan pola serta warna yang cenderung terang pada biru, ungu, pink shocking, serta kuning dan oranye membuat busana modest yang biasanya cenderung mengambil warna kalem terlihat lebih menarik. Selain itu bentuk celana lebar, serta efek kerut dan pemakaian bahan seperti parasut ikut menarik perhatian.



|Baca Juga: Tujuh Desainer Perancis Tampil di Jakarta Fashion and Food Festival 2023
Kemudian desainer Zeta Prive, Trisha Chas, menghadirkan koleksi bertajuk Memoire of Minang. Mereka menempatkan elemen kristal serta ornamen aksesori di kepala yang terinspirasi dari kebudayaan Minang. Sebentuk hiasan kepala silver mirip rumah gadang, tampak dipasangkan pada jilbab yang senada dengan gaun terusan yang bertakhtakan permata.
Sementara Desainer Irna Mutiara menampilkan sederet busana syari berbahan kain Sasirangan dari Kalimantan Selatan yang didominasi warna biru. Tampilan biru langit pada deretan busananya dihiasi dengan beragam siluet menarik yang ikut memberikan pola kain yang unik.
Serta untuk memberikan kesan sopan, Irna melapisi busananya dengan outer dan menambahkannya lagi dengan rok tulle, sehingga sasirangan yang terkesan tradisional itu menjadi tampak modern. Yang tak kalah menarik Buttonscraves yang membawa Koleksi London Fashion Weeknya ke JMFW 2024. Warna vibrant menjadi highlight utama dari koleksi ini. Jika bicara soal siluet, tampilan yang ingin diperlihatkan adalah glamour dan luxury, itu dapat terlihat dari aksen bulu-bulu dan fabric yang dipakai.

|Baca Juga: Indonesian Teen Fashion Week (ITFW) 2023 Munculkan Desainer Muda Berbakat Tanah Air
Inspirasi Batik Riau
Kemudian di Fashion Parade 2, produsen serat viscose-rayon Asia Pacific Rayon (APR) berkolaborasi dengan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Riau, menggandeng 6 perancang busana dan 6 pengrajin batik asal Riau dalam menampilkan koleksi modest fashion yang terinspirasi dari wastra khas Budaya Melayu Riau, Wastra dicanting, dengan motif yang terinspirasi dari alam di Sungai Kampar seperti Ombak Bono,
Daun Semangka, Sungai Kampar, Ikan Arwana, Pucuk Pakis, dan Bintang Berayun. Kolaborasi itu bertemakan Sajak di atas Ombak yang terinspirasi oleh ombak Bono yang hanya muncul di Sungai Kampar, Provinsi Riau. Seluruh koleksi dikolaborasikan dengan material viscose, rayon APR yang berasal dari bahan terbarukan dan dapat terurai alami, yang mendukung sustainable fashion.
Meskipun sarat dengan motif dan teknik tradisional, sebanyak 24 koleksi ready to wear mampu diterjemahkan dengan gaya modern hingga kontemporer oleh enam desainer yang menjadi anggota API Riau.
Zoey Rasjid, Head of Marketing Communications Asia Pacific Rayon (APR) mengatakan dengan menggandeng desainer dan pengrajin dari Riau ini, mereka ingin mengangkat bahwa Riau adalah salah satu fashion style hub di Indonesia. “Dan kenapa juga kita berkerjasama dengan JMFW, soalnya kita melihat ada banyak sekali potensi dari designer ataupun pengrajin di Riau,” tandasnya. *omi
Tags:Jakarta Modest Fashion Week JMFW