Pertunjukan musikal itu semakin meriah dengan tampilnya dua bintang tamu Gerry Gerardo dan juga Uli Herdi.
“Kalau pemain Purbasari, Purbararang dan Indrajaya itu sama dengan versi online. Untuk versi offlinenya ini, kita mau yang main jadi Guruminda dan Lutung Kasarungnya itu satu orang saja. Kita rasa Gerry adalah orang yang tepat untuk mainin dua-duanya,” jelasnya.
Drama musikal ‘Lutung Kasarung’, dengan konsep percampuran antara tradisi dan modern. (Foto: Naomi/Nyata)
“Dan akan lebih bisa kerjasama untuk olahtubuh sebagai monyetnya dan lain-lain. Plus, ada satu karakter tambahan yang nggak ada di versi online yaitu ayahnya. Dan ayahnya sudah paling tepat dimainkan Uli Herdi,” tambahnya.
Selain sebagai sutradara, Ara juga bertindak sebagai penulis naskah. “Untuk naskahnya, jujur, aku senang banget sama naskah-naskah seperti ini, yang lebih santai, bercanda-canda. Jadi aku bikin naskahnya cukup cepat, hanya satu hari. Tapi di tengah-tengah pasti banyak adjusment, ‘oh disini kurang interaktif, di sini kurang make sense. Itu along the way. Jadi kurang lebih kira-kira total prosesnya kurang lebih 1,5 bulan untuk show ini,” katanya.
Menurut Ara, untuk pertunjukan musikal Luting Kasarung, mereka menjalani latihan selama 1,5 bulan, yang dimulai pada bulan Agustus.
| Baca Juga: Isyana Sarasvati Jadi Bintang Tamu di Konser Musikal Memeluk Mimpi Mimpi
“Selama proses latihan banyak kejadian yang tak terduga. Misalnya, saat akan syuting, tiba-tiba yang jadi Lutung Kasarungnya sakit pinggang, trus dia harus menjadi monyet waktu syuting. Trus yang jadi Purbasari patah tangan, hingga kita harus adjust semua tariannya Purbasari jadi tarian patah tangan. Jujur banget the all process is very fun. Tiap kali latihan juga nyantai, karena kita berharap penonton juga merasa show ini santai aja, bukan show yang tegang dan serius,” papar pemeran Ken Dedes dalam Musikal Ken Dedes itu.
Dalam pertunjukan Lutung Kasarung kali ini, Ara diberi cukup banyak tanggung jawab. Selain sebagai sutradara dan penulis, dirinya juga memerankan salah satu karakter, Purbararang.
“Bukan bermaksud serakah ya. Enaknya jadi penulis sekaligus sutradara itu, aku sudah tahu maksud dari scriptnya. Jadi enggak ada kesulitan kalau di bagian itu. Cuma kalau jadi sutradara dan pemain itu susah, karena aku nggak bisa melihat. Jadi aku butuh banyak bantuan, seperti ada Alim Sudio, Bayu Montiagus, Kresna Peceng, Angel Meloa. Ada banyak banget yang bantuin aku untuk melihat dan makesure kalau semuanya sudah berjalan lancar. Karena waktu show aku nggak bisa nonton, nggak bisa tahu itu,” ungkapnya.
Diakui Ara, saat berada di atas panggung, seringkali para pemain, terutama dirinya, banyak melakukan improvisasi. “Yang paling banyak improvisasi itu scene Purbararang sama Ayahnya. Karena ambisiku adalah selalu menbuat Ayah bingung. Jadi kalau aku bisa lihat Ayahku mukanya bingung sampai kumisnya mau jatuh, ‘wah target aku di show ini sudah tercapa’,” tandasnya. (*)
Tags:Ara Ajisiwi Cerita Rakyat Drama Musikal Lutung Kasarung Pertunjukkan Teater