“Kurasinya tuh sebenernya sudah dari tahun lalu itu. Kan tahun lalu kita adain festival di bulan Oktober, jadi setelah selesai festival itu kita udah kurasi untuk tahun berikutnya,” jelas Meninaputri dalam konfersi pers di Instituto Italiano di Cultura Jakarta pada Selasa (20/8).
| Baca Juga : Sawa Pontyjska, Model Ukraina Ini Gugat Festival Film Cannes
Dia juga bercerita bahwa timnya sempat menghadiri festival film di luar negeri untuk memperluas referensi.
“Kebetulan saya juga sempat mendatangi festival film di luar negeri, jadi ya cukup terbantu lah,” lanjutnya.
Proses kurasi sangat ketat, bahkan tim yang terlibat sampai menonton 400 hingga 800 film untuk memilih yang sesuai dengan tema.
“Kalau nonton itu masing-masing dari team kami beda beda, kalo saya sendiri nonton ya 400 film. Itu pun 400 film masih cukup kurang ya karena ada salah satu temen saya yang nonton sampai 800 film dalam setahun,” jelasnya.
Film-film yang terpilih ini juga dikurasi oleh para ahli, termasuk kritikus film, penggiat perfilman, dan psikolog. Setelah pemutaran film, akan ada sesi diskusi terbuka dengan penonton untuk mendapatkan umpan balik.
“Kita ingin selalu putar agar bisa bertemu dengan penontonnya. Mungkin kalau di festival lain tidak terlalu berarti, tapi kalau kami ingin meminta agar ada obrolan sama penontonnya,” ucapnya.
| Baca Juga : Lucunya Messi, Anjing yang Jadi Tamu Spesial Festival film Cannes 2024
“Mungkin karena kita agak cerewet, jadi kita suka ngobrol aja,” tukas Meninaputri sambil terkekeh.
Seluruh acara festival ini terbuka untuk umum dan gratis. Penonton hanya perlu hadir satu jam sebelum pemutaran film dimulai untuk mendapatkan akses.
Festival ini pun diselenggarakan di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Pemutarannya dihelat di lokasi-lokasi ikonik seperti IFI Thamrin, Goethe-Institut Indonesien, Instituto Italiano di Cultura Jakarta, Erasmus Huis, KPK Kuningan Persada, dan Kineforum Asrul Sani di Jakarta.
Tags:Festival Film Festival Film 100% Manusia Festival Film Indonesia Film Barat film Indonesia Kebersamaan