”Jadi ibunya saya latih sampai bisa bermain catur. Baru kemudian ibunya melatih Shafira. Setelah lancar, baru saya latih teorinya,” kata warga Dusun Samberembe RT.02 RW.01 Desa Selomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman itu.
Pemberian teori catur kepada Shafira pun dilakukan dengan cara yang menyenangkan tanpa tekanan.
| Baca Juga : Firasat Para Keluarga Korban Tewas Longsor Tambang di Cirebon
”Saya kasih tahu teori-teori catur. Kayak cara pembukaan yang benar, membentuk pola pikir dan semua itu dilakukan dengan fun. Nggak ada istilahnya harus tahu teori ini dan itu,” papar pelatih catur di beberapa club catur di Yogyakarta itu.
Tidak Mendampingi Seiring waktu, Erliansyah beberapa kali mengajak Shafira bermain catur melawan bapak-bapak di pos ronda dan rutin membawanya ikut sparring.
Dari sinilah, kemampuan Shafira mulai terasah. Saat berusia enam tahun, Shafira mulai mengikuti kompetisi, bahkan berhasil menjuarai kompetisi catur di Tiongkok. Di usia delapan tahun, dia mulai berpartisipasi dalam kejuaraan nasional.
Shafira berlatih bersama ayahnya setiap hari tanpa henti. Latihan itu berakhir setelah Shafira masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) di Bekasi tahun 2023. Karena padatnya jadwal latihan dan kompetisi, Shafira memutuskan untuk
menempuh pendidikan homeschooling.
Erliansyah menambahkan, ”Sejak ikut kompetisi di usia enam tahun sampai ke kompetisi
Internasional itu saya nggak pernah ikut mendampingi. Saya ingin membangun mental Shafira yang tangguh.” (*)
Kisah selengkapnya bisa dibaca di Tabloid Nyata Cetak edisi 2811, Minggu ke IV Juni 2025
Tags:Atlet catur Shafira Devi Herfesa Chess Championship 2025 Pecatur Shafira Devi Herfesa Piala Dunia Catur 2025 Shafira Devi Herfesa