By: Naomi Nilawati
18 July 2025

Di Indonesia, prevalensi mata kering berada di kisaran 27,5 persen hingga 30,6 persen, menjadikannya sebagai salah satu gangguan mata paling umum, namun sering kali tidak disadari.

Kurangnya kesadaran dan edukasi membuat banyak penderita tidak menyadari bahwa gejala yang dialami bisa jadi bagian dari kondisi autoimun.

“Dalam banyak kasus, gejala awal penyakit autoimun sering kali muncul dalam bentuk yang tidak spesifik. Salah satunya, timbulnya mata kering. Karena itu, kolaborasi multidisiplin antara dokter mata dan dokter penyakit dalam menjadi sangat penting untuk mengenali pola-pola peradangan sistemik sejak dini,” jelas dr. Aswin.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam kasus autoimun, kelenjar air mata bisa rusak akibat serangan sistem imun, sehingga produksi air mata berkurang dan menyebabkan mata menjadi kering dan meradang, hingga keratitis (peradangan kornea).

| Baca Juga: Kenali Kanker Empedu, Ancaman Tersembunyi yang Perlu Diwaspadai

Ada empat jenis autoimun yang kerap memicu gejala mata kering, yaitu Sindrom Sjögren yang terjadi ketika sistem imun menyerang kelenjar penghasil air mata dan air liur, sehingga penderitanya bisa mengalami mata kering sekaligus mulut kering secara bersamaan. Lainnya, Lupus, Rheumatoid Arthritis (RA), dan Scleroderma.

Keempatnya menyebabkan inflamasi sistemik yang berdampak pada permukaan mata. “Pasien Sjogren itu 100 persen gejalanya mata kering, untuk lupus 70 persen. Tapi masih banyak yang tidak terdeteksi karena diabaikan. Kalau dicek, banyak ternyata positif Sjogren. Tapi itu bisa diobati,” ungkap dr. Aswin.

Jika dibiarkan, mata kering karena autoimun bisa berkembang menjadi radang kornea (keratitis), luka terbuka pada mata, infeksi, hingga gangguan penglihatan permanen.

Autoimun bisa menyerang kelenjar air mata sehingga produksi air mata menurun drastis, menyebabkan mata terus menerus iritasi.

Dry eye itu bisa juga dikaitkan dengan kondisi-kondisi penyakit yang lain. Jadi jangan ragu untuk diperiksa. Ada kemungkinan keluhannya bukan sepele, tapi ternyata tidak sesederhana itu,” tegas dr. Niluh.

| Baca Juga: Fenomena Bediding Melanda, Begini Tips Jaga Badan Tetap Fit

Penanganan mata kering akibat autoimun jelas tidak cukup dengan solusi instan seperti tetes mata. Diperlukan diagnosis menyeluruh, teknologi medis akurat, dan kolaborasi multidisiplin dari berbagai dokter spesialis, mata, penyakit dalam, hingga reumatologi, serta diagnostik yang akurat untuk menemukan akar masalahnya. Hingga pasien bisa mendapatkan terapi yang menyeluruh dan berkelanjutan.

Tags:

Leave a Reply