By: Bayu
18 July 2025

Karakter Pelangi tak sendiri. Ia ditemani para robot dengan berbagai keunikan dan budaya masing-masing dalam menjalankan misi penyelamatan bumi. Bersama sang ayah, Banyu (diperankan oleh Rio Dewanto), Pelangi mencoba mencari mineral ajaib bernama Zeolith Omega, satu-satunya harapan untuk memurnikan kembali air di bumi.

Sementara sosok Pratiwi, sang ibu yang diperankan Lutesha, menjadi benang merah yang memicu perjalanan penuh tantangan itu.

| Baca Juga: Ari Irham dan Sandrinna Michelle Ungkap Beratnya Syuting ‘Rego Nyowo’

Bagi para pemain, berakting dalam film dengan dukungan teknologi canggih ini menjadi pengalaman baru yang penuh tantangan. Lutesha, misalnya, mengaku harus mengandalkan imajinasi saat berakting di tengah set studio yang penuh dengan green screen dan alat bantu XR.

“Awalnya susah karena harus membayangkan semuanya. Tapi begitu lihat hasil akhirnya, ternyata sangat keren,” kata Lutesha.

Rio Dewanto pun tak kalah merasakan tantangan, terutama saat harus mengenakan kostum astronaut lengkap.

“Kostumnya berat, gerah, dan di dalamnya ada kipas yang malah bikin berisik. Jadi komunikasi di set itu agak tricky,” selorohnya.

| Baca Juga: Al Ghazali Beri Kesaksian Kasus yang Dilaporkan Ahmad Dhani

Di balik keberhasilan film ini, dukungan dari berbagai pihak turut berperan penting. PFN di bawah pimpinan Ifan Seventeen memberikan dorongan penuh untuk proyek ini, bersama dengan Mahakarya Pictures yang bertindak sebagai produser.

Produser Mahakarya Pictures, Dendi Reynando, menegaskan bahwa film ini lahir dari kerinduan akan tontonan keluarga berkualitas yang juga bisa memperkenalkan budaya Indonesia di tengah tema futuristik.

“Saya sebagai ayah tiga anak merasa perlu ada film anak yang membangkitkan imajinasi sekaligus memperkenalkan nilai budaya kita,” ungkap Dendi.

Upie Guava berharap Pelangi di Mars bisa membuka jalan bagi sineas Indonesia untuk lebih berani berkarya di genre fiksi ilmiah dengan kualitas internasional.

Tags:

Leave a Reply