”Waktu itu mikirnya sederhana aja: yang penting negeri, biar biaya lebih ringan. Rezekinya ternyata di Bandung,” ucapnya sambil tersenyum.
Dava memang istimewa sejak kecil. Ia menempuh jalur percepatan: masuk SD usia enam tahun, SMP di usia 10, dan SMA di usia 13. Saat mulai kuliah, umurnya bahkan belum 16 tahun.
Meski terbilang cepat, masa SMA justru jadi tantangan terberat. ”Pagi sampai sore sekolah, lanjut les sampai malam. Minggu pun diisi kegiatan. Rasanya padat banget,” kata Dava, yang terbiasa hidup dengan jadwal ketat.
| Baca Juga : Perjuangan Yang Hyun Min dan Istri, Punya Anak Setelah 9 Kali Bayi Tabung
Di balik pencapaiannya di dunia akademik, peraih medali perunggu ajang Biologi Nasional Olimfest Indonesia itu juga aktif di luar kampus.
Ia pernah menyuarakan aspirasi mahasiswa kesehatan langsung ke Komisi IX DPR RI. Selain itu, ia punya hobi naik gunung. Slamet, Ciremai, Papandayan, dan Manglayang pernah ia daki.
Kini, Dava sedang menjalani masa koas di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung. Ia memilih memperkaya pengalaman terlebih dulu sebelum menentukan langkah ke program spesialis.
”Banyak yang masih perlu saya pelajari. Tapi satu hal yang selalu saya pegang: jangan pernah lupakan doa orang tua. Restu mereka itu kekuatan yang nggak kelihatan tapi nyata,” tuturnya.
| Baca Juga : Toshiko Saiga, Nenek yang Masih Aktif Menari Balet di Usia 92 Tahun
Bagi Dava, usia bukan ukuran kedewasaan. Ia percaya bahwa semangat belajar, ketekunan, dan keikhlasan adalah bekal utama dalam menempuh jalan hidup, apa pun bentuknya.
”Setiap orang punya waktunya masing-masing. Yang penting, jangan berhenti berjalan,” tutupnya.
Namun, menjadi dokter sebenarnya bukan satu-satunya impian Dava. Ia sempat ingin masuk Akademi Militer di Magelang.
Tags:Dava Adila Syuaib dpr ri Unpad