Selain satu kilogram beras, botol ukuran dua liter juga berisikan flash disk yang dipenuhi lagu-lagu K-Pop, serial K-drama bertemakan Korea Utara seperti Crash Landing on You, video-video yang membandingkan dua Korea, dan versi digital Alkitab.

Park yakin orang-orang Korut tidak akan kesulitan mengakses konten digital mengingat perangkat elektronik seperti komputer dan ponsel semakin umum dijumpai.

“Banyak orang mengira tidak ada listrik di Korea Utara. Tetapi saya dengar ada banyak panel surya masuk dari China. Panel-panel ini bisa digunakan untuk mengisi ulang baterai terutama saat musim panas,” ujar Park.

| Baca Juga: 9 Juta Rumah Kosong di Jepang Gegara Pengurangan Populasi

Kadang-kadang selembar uang US$1 (sekitar Rp16.000) dimasukkan ke dalam tiap-tiap botol supaya penerimanya bisa menukarnya dengan mata uang China atau Korea Utara. Per tahun lalu, nilai resmi US$1 setara dengan 160 won Korea Utara. Nilai tukar ini bisa lebih dari 50 kali lipat di pasar gelap.

Pada masa pandemi, Park dan istrinya juga memasukkan obat pereda rasa sakit dan masker ke dalam botol, persediaan yang sangat dibutuhkan Korea Utara yang terputus dari dunia luar.

Larangan Korsel tadi berlaku pada Desember 2020. Beberapa bulan sebelumnya, Kim Yo-jong, saudari Kim Jong-un yang juga merupakan sosok kuat, memperingatkan para aktivis untuk tidak mengirim selebaran anti-Korea Utara, mereka dituduh melanggar perjanjian-perjanjian antar Korea.

Sekarang Park harus melempar botol-botolnya di bawah pengawasan ketat puluhan polisi, korps marinir, dan tentara. Para inspektur siap bertindak sebagai mediator, tetapi mereka juga terus bertanya kepada Park apakah ada barang rahasia atau sensitif di dalam botol-botol.

| Baca Juga: Song Joong Ki Kenang Mendiang Lee Sun Kyun

Tidak pernah tebersit di pikiran Park untuk menghentikan aksinya.

“Pernah saya dengar seorang warga Korut mencurigai beras di dalam botol. Dia pun memasaknya kemudian diberikan ke seekor anjing. Karena anjingnya baik-baik saja, dia memakannya dan merasa kualitasnya jempolan,” tutur Park.

“Dia lalu menjual beras dengan harga mahal dan uangnya dipakai untuk membeli hasil pertanian yang murah seperti jagung dalam jumlah besar.”

Tags:

Leave a Reply