By: Azharul Hakim
16 October 2025

Keberadaan mereka menunjukkan betapa pentingnya Al Hamdaniyah sebagai pusat pendidikan Islam dan pembentuk tokoh – tokoh nasional.

Meski puluhan ribu pesantren baru telah bermunculan, kemasyhuran Al Hamdaniyah tetap terjaga. Keaslian bangunan tetap dijaga dengan baik. Ruang-ruang santri putra masih menggunakan bangunan lama berbentuk rumah panggung berdinding anyaman dari bamboo.

| Baca Juga : Tiga Jenazah Korban Ponpes Al Khoziny Teridentifikasi, Satu di antaranya Body Part

Sebagian memang sudah dilapisi kayu jati untuk menjaga kekuatan struktur. “Renovasi ini kami lakukan agar bangunan tetap kuat,” ujar Gus Hasyim.

Bahkan, meski sudah memiliki gedung permanen, beberapa pengajaran tetap berlangsung di ruang-ruang kayu yang tetap terasa sejuk meski matahari sedang terik-teriknya.

Pada Senin (13/10), Nyata meninjau kegiatan para santri. Beberapa santri dibimbing ustadz melancarkan bacaan Alquran di selasar rumah panggung, sementara kelompok lain mengikuti pelajaran kitab kuning di dalam ruangan.

Seorang santri, Ahmad Faiz, menyatakan alasan memilih Al Hamdaniyah karena sejarah panjang dan menjadi yang tertua.

| Baca Juga : Identifikasi Korban Ponpes Al Khoziny Terus Berlanjut, 19 Jenazah Belum Terungkap

“Selain itu, banyak ulama lahir dari sini. Orang tua pun menyarankan untuk belajar di sini,” ujarnya.

Ahmad Dafi, santri asal Sampang, Madura, menambahkan bahwa tradisi keluarganya yang nyantri di Al Hamdaniyah menjadi alasan kuat memilih pesantren ini.

“Mulai dari Mbah sampai kakak, kemudian saya ya kesini. Orang tua bilang biar tidak ‘putus’ jalannya,” kata Dafi, yang kini menjadi pengurus pesantren.

Ketika tragedi runtuhnya musa la Ponpes Al Khoziny terjadi para santri Al Hamdaniyah langsung bergerak membantu.

Tags:

Leave a Reply