“Bangun, Kak. Ini minum dulu. Habiskan,” kutipnya.
Namun ketika mendengar suara Tim SAR, anak kecil itu menghilang. Setelahnya, Haical berhasil dikeluarkan dari reruntuhan.
Kedua orangtuanya bersyukur karena putra mereka berhasil diselamatkan. Namun mereka harus menghadapi cobaan berikutnya.
Dokter menyatakan ada penyumbatan aliran darah di kaki kiri anak Haical, sehingga perlu diamputasi.

Haical saat dirawat di RSUD R.T. Notopuro, Sidoarjo (Foto: Nyata/NAN)
| Baca Juga: Kisah Pilu Ayah Santri Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Dua Minggu Menanti Identifikasi Jenazah Anak
Saran tersebut sempat ditolak. Namun setelah dilakukan tindakan pencegahan, keadaan kaki Haical tidak juga membaik. Amputasi pun dilakukan demi menyelamatkan nyawanya. Padahal dia memiliki cita-cita menjadi tentara.
“Jam 00.30 selesai. Saya langsung pingsan ketika nerima potongan kaki anak saya. Akhirnya saudara yang nerima dan bawa pulang ke Probolinggo. Dikubur di samping makam ayah saya,” jelas ayah Haical, Ahmad Hawi.
Usai diamputasi, Haical sempat stres. Untung kondisi mentalnya segera membaik.
“Alhamdulillah, stresnya hanya dua hari. Setelah itu dia sudah ceria lagi. Sudah mau video call dengan sahabatnya, teman sekelasnya di Al Khoziny, Alfian yang selamat dan pulang ke Bandung. Dia sudah tanya, kapan bisa pakai kaki palsu,” jelas Diah. (*)
Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggu, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.
Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace.
Tags:Al Khoziny pondok pesantren Ponpes Sidoarjo Syehlendra Haical