“Megathrust Nankai (Jepang) terakhir gempa M 8,4 tahun 1946 (78 tahun yang lalu). Ilmuan, pejabat dan publik Jepang sudah khawatir dan begitu siaga,” sebut Daryono mengingatkan.
Meski bisa menghitung perkiraan magnitudo maksimum yang dihasilkan oleh gempa megathrust, para ahli belum dapat membuat perkiraan di mana saja daerah yang akan dilanda gempa. Teknologi yang dimiliki para ahli juga belum dapat memperkiraan kapan gempa akan terjadi.
Meski begitu, gempa yang terjadi di Selat Sunda berpotensi untuk dirasakan sampai ke daerah Lampung, Jakarta, Banten, hingga Jawa Barat dikarenakan menjadi wilayah terdekat dari zona megathrust. Selain itu, wilayah Jawa Tengah dan Timur diprediksi hanya merasakan efek getaran kecil.
| BACA JUGA : Potret Gedung-gedung Ambruk Akibat Gempa Dahsyat di Taiwan
Namun demikian, Daryono mengingatkan bahwa imbauan yang disampaikannya bukanlah bentuk peringatan dini. Ia menegaskan, bahwa gempa belum tentu terjadi di waktu dekat. Sehingga, masyarakat tidak perlu merasa panik.
“Tinggal menunggu waktu (terjadinya gempa megathrust) bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat, karena kejadian gempa memang belum dapat diprediksi, sehingga kami pun tidak tau kapan akan terjadi,” tuturnya, Kamis (15/8).
“Kami katakana menunggu waktu, hal itu karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah release (tinggal segmen tersebut yang belum lepas,” pungkasnya. (*)
Tags:BMKG Gempa Bumi Gempa Indonesia Gempa Megathrust Indonesia Selat Mentawai Siberut Selat Sunda