By: Farah Yumna
15 October 2025

NYATA MEDIA — Dr. Jane Goodall, perempuan yang mendedikasikan hampir 50 tahun hidupnya untuk mengenal dan melindungi simpanse, meninggal dunia pada 1 Oktober 2025, pada usia 91 tahun di Los Angeles, Amerika Serikat.

Kepergiannya terjadi di tengah rangkaian seminar edukasi yang tak pernah dia tinggalkan. Dunia pun kehilangan salah satu suara terpentingnya dalam konservasi dan sains.

Bahkan, asisten pribadinya selama 30 tahun, Mary Lewis, menyebut bahwa beberapa jam sebelum berita kematiannya diumumkan, Jane masih mengirimkan draf dokumen pada pukul 22.30 waktu setempat.

“Dia tidak pernah berhenti. Seolah setiap napas terakhirnya digunakan untuk mengingatkan dunia bahwa setiap orang bisa membuat perubahan,” kata Mary.

| Baca Juga : Kisah Lora Beni, Anak Kyai Sampang yang Jadi Korban Ponpes Al Khoziny

Valerie Jane Morris-Goodall lahir di London pada 3 April 1934. Kecintaannya pada dunia binatang sudah tumbuh sejak kecil. Dia bahkan tidur ditemani boneka simpanse bernama Jubilee, pemberian ayahnya.

“Mimpi saya sejak umur 10 tahun adalah pergi ke Afrika dan hidup bersama hewan-hewan,” ujar Jane suatu ketika. Setelah bekerja sebagai pelayan untuk mengumpulkan biaya perjalanan, Jane akhirnya berlayar ke Kenya pada 1957.

Di sana, dia bertemu dengan ahli paleoantropologi terkenal, Dr. Louis Leakey, yang kemudian mempekerjakannya sebagai sekretaris.

Melihat tekad dan ketelitiannya, Leakey mengirim Jane muda ke Gombe, Tanzania, untuk mempelajari perilaku simpanse liar. Pada 14 Juli 1960, Jane yang berusia 26 tahun tiba di tepian Danau Tanganyika.

| Baca Juga : Victoria Beckham Alami Gangguan Makan Akibat Kritik Berat Badan

Didampingi sang ibu demi izin tinggal dari pemerintah kolonial, dia mulai meneliti keluarga besar simpanse di hutan Gombe. Di sanalah ia menemukan fakta yang mengguncang dunia sains.

Namun, yang paling mendasar adalah pengakuannya terhadap individualitas simpanse. Jane mencatat bahwa simpanse memiliki kepribadian, mampu berempati, berduka, dan bahkan berperang antarkelompok.

Foto ikonik hasil bidikan suaminya kala itu, Hugo van Lawick, yang memperlihatkan Jane berjongkok menyambut tangan kecil bayi simpanse Flint pada tahun 1964, menjadi simbol mendalam hubungan spiritual antara manusia dan alam.

Foto ikonik Jane Goodall. Foto: Dok. Hugo van Lawick/National Geographic

Foto ikonik Jane Goodall. Foto: Dok. Hugo van Lawick/National Geographic

Meskipun tak memiliki gelar sarjana, Louis Leakey meyakinkan Universitas Cambridge untuk menerima Jane dalam program doktor.

| Baca Juga : Cinta Terlarang Ratu Kecantikan Bangladesh dengan Dubes Arab Saudi Berujung Penjara

Dia menjadi salah satu dari sedikit orang yang meraih Ph.D. tanpa gelar sarjana. Disertasinya berjudul The Behaviour of Free-Living Chimpanzees in the Gombe Stream Reserve (1965).

Kehidupan pribadinya pun tak kalah berliku. Pernikahan pertamanya dengan Hugo van Lawick berakhir pada 1974.

Dua tahun kemudian, nenek tiga cucu itu menikah dengan Derek Bryceson, mantan direktur Taman Nasional Tanzania, yang meninggal pada 1980. Setelah itu, Jane tak pernah menikah lagi.

“Hidup saya sudah lengkap,” katanya. (*)

Baca selengkapnya tentang kisah perjuangan Jane Goodall meneliti simpanse di Tabloid Nyata Cetak edisi 2828 minggu ke-3 Oktober 2025.

Tags:

Leave a Reply