Salah satu tantangan terbesarnya adalah beberapa scene yang dimainkannya dengan Nugie. “Yang susah harus marah-marah sih ke ayahnya. Kan udah lama ditinggalin, baru ketemu di usia 17. Jadi setiap adegan sama om Nugie, itu yang bicaranya harus dengan nada tinggi,” jelasnya.
Tidak hanya menyajikan drama yang menyentuh, film ini juga menghadirkan elemen lain yang membuat ceritanya lebih berwarna. “Film ini seperti gado-gado, ada unsur kebahagiaan dan komedinya juga. Aku berperan sebagai gadis muda yang bisa ngeband,” kata Tissa dengan antusias.
“Film ini drama keluarganya kental banget. Jadi bisa disaksikan semua orang,” tambahnya.
| Baca Juga: Perannya di Film ‘A Business Proposal’ Menuai Kritik, Ini Kata Abidzar Al Ghifari
Cerita “7 Hari untuk Keshia” dimulai dari hubungan ayah dan anak yang penuh konflik. Setelah belasan tahun berpisah, Sadewa dan Keshia dipertemukan kembali, namun pertemuan itu jauh dari kata harmonis. Konflik demi konflik terus muncul, membuat hubungan keduanya semakin renggang.
Namun, sebuah tragedi besar mengubah segalanya. Sadewa mencoba memenuhi semua keinginan Keshia, sementara Keshia, meski masih dipenuhi amarah, perlahan merasakan kasih sayang ayahnya.
Film itu menyuguhkan perjalanan emosional yang tidak hanya menggambarkan kerumitan hubungan keluarga, tetapi juga menyoroti pentingnya waktu dan pengorbanan. (*)
Tags:7 Hari untuk Keshia Film Keluarga Nugie Tissa Biani