Teka-teki penyebab kecelakaan pesawat Air India yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu mulai menemukan titik terang. Hal itu terungkap berdasarkan laporan awal investigasi jatuhnya pesawat Air India yang dirilis Sabtu (12/7) dini hari.
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (Aircraft Accident Investigation Bureau/AAIB) menyatakan dua sakelar pengendali bahan bakar utama pesawat Boeing 787 Dreamliner itu off sesaat setelah mengudara.
Namun, belum dijelaskan bagaimana sakelar tersebut bisa berpindah ke posisi ‘off‘ saat penerbangan.
Dalam detik-detik terakhir penerbangan, salah satu pilot terdengar bertanya kepada rekannya di kokpit mengapa bahan bakar dimatikan.
| Baca Juga : Kisah-kisah Tersisa dari Tragedi Kecelakaan Pesawat Air India
“Pilot lain menjawab bahwa dia tidak melakukannya,” demikian tertulis dalam laporan tersebut.
Meski demikian, tidak diketahui siapa yang mengucapkan pernyataan tersebut, kapten atau kopilot. Sedangkan saat insiden terjadi, kopilot bernama Clive Kunder diketahui menerbangkan pesawat. Sementara kapten Sumeet Sabharwal bertugas memantau.
Kedua sakelar bahan bakar sejatinya sempat dinyalakan kembali. Mesin kiri sempat mendapatkan daya dorong. Namun mesin kanan menyala terlalu lambat hingga akhirnya pesawat hilang kendali.
Menurut FlightRadar24, pesawat Air India hanya mencapai ketinggian 625 kaki dalam waktu 50 detik sebelum hilang dari radar dan jatuh di permukiman padat kota Ahmedabad.
| Baca Juga : Kisah Satu-satunya Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Air India
Para penyelidik menyoroti bahwa sakelar pengendali bahan bakar dilengkapi pengunci keamanan dan pelindung logam, sehingga hampir mustahil untuk dimatikan secara tidak sengaja, apalagi dua sakelar sekaligus.
“Mekanisme ini telah digunakan sejak 1950-an. Membutuhkan gerakan khusus untuk mematikan. Jika seseorang melakukannya, maka itu bukan kebetulan,” ujar seorang penyelidik.
Tags:air india Aircraft Accident Investigation Bureau kecelakaan Air India korban Air India pesawat air india