“Bayangan saya tubuh suami hancur karena kena bom. Ternyata utuh. Saya jadi agak tenang,” akunya.
Kabar kematian Endang Rahmat dalam ledakan amunisi di Garut itu juga membuat ayahnya, Ikin tak kuasa menahan tangis. Dia menyalahkan dirinya atas kejadian tersebut.
“Semua salah saya. Harta bisa dicari, tapi nyawa anak saya tidak akan kembali,” ujar Ikin sambil menangis.
Yang membuat keluarga sedih, Endang dituduh sebagai sebagai pemulung. Hal tersebut terjadi karena memang ada banyak pemulung yang sering datang untuk memungut sisa ledakan.
Namun adiknya, Farid dengan tegas membantah hal tersebut.
“Kakak saya bukan pemulung. Dia bekerja di sana. Dia kerja, digaji. Jadi kalau ada yang menyebut kayak saya pemulung, itu nggak benar,” ujarnya.
| Baca Juga: Ditinggal Ricky Siahaan, Band Seringai Umumkan Vakum
“Kakak saya ini pekerja keras. Dia tidak pernah mengeluh soal pekerjaan,” lanjutnya.
Keluarga Endang Rahmat pun mengaku akan mempertanyakan mengapa ada warga sipil yang tewas dalam ledakan amunisi tersebut.
“Sejujurnya saya kaget, kok warga sipil kerja di kegiatan peledakan bom, kan itu bukan pekerjaan mereka. Jadi saya akan menanyakan masalah itu, kenapa melibatkan warga sipil. Kaka saya itu tidak punya pengalaman, hanya buruh,” ujar Farid. (kri)
Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggunya, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.
Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace. (*)
Tags:Gudang Pusat Amunisi III korban ledakan amunisi ledakan amunisi ledakan amunisi Garut ledakan pemusnahan amunisi TNI AD