Pingsan yang disertai kejang dapat menjadi tanda adanya aritmia berbahaya. Oleh karena itu, pertolongan pertama yang cepat sangatlah krusial.
“Jika menemukan seseorang pingsan disertai kejang, segera lakukan pijat jantung dengan kedua tangan dan berikan tekanan kuat sambil meminta bantuan medis,” kata dr. Dony.
Aritmia juga dapat terjadi pada anak-anak, ditandai dengan kelelahan, tidak mau bermain, atau detak nadi di bawah 50 kali per menit. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan jantung secara berkala, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung.
Untuk deteksi dini, selain teknik meraba nadi sendiri (Menari), teknologi seperti smartwatch dan oksimetri juga dapat membantu.
“Smartwatch memiliki akurasi hingga 92 persen dalam mendeteksi gangguan irama jantung. Jika ditemukan ketidakteraturan, segera konsultasikan ke dokter,” tambahnya.
| Baca Juga: Hati-Hati Buka Puasa dengan Es Buah! Ini Saran Sehat dari Dokter Tirta
Cegah Risiko Fatal
Aritmia bisa terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pertolongan pertama sangatlah penting.
Dengan pemeriksaan rutin dan pemahaman terhadap gejala, risiko komplikasi serius akibat aritmia dapat diminimalkan.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala aritmia, segera lakukan pemeriksaan medis agar mendapatkan penanganan yang tepat. Jangan anggap sepele detak jantung yang tidak teratur, karena nyawa bisa menjadi taruhannya. (*)
Tags:Aritmia Bahaya Aritmia Detak Jantung Tidak Teratur Gangguan Jantung Penyakit Jantung