By: Kontributor
7 December 2022

Timnas Maroko secara mengejutkan berhasil menekuk Spanyol dengan skor 3-0 di babak 16 besar Piala Dunia 2022. Prestasi tersebut menjadi sejarah pertama bagi Maroko melangkah ke babak delapan besar selama berpartisipasi di ajang pesta bola tersebut. Tak hanya pertandingan yang memukau, para pemain timnas Maroko tak luput menjadi perhatian. Salah satunya adalah Hakim Ziyech, si jagoan Maroko yang mengisi posisi sebagai bek sayap.

Ia tak hanya piawai mengoper bola, tetapi juga berwajah tampan. Maka tak heran, jika namanya kini menjadi pesepak bola yang digilai kaum hawa. Bagaimana fakta-fakta menarik Hakim Ziyech ini? berikut ringkasannya:

|Baca Juga: Deretan Potret Pemain Timnas Korea yang Punya Visual Bak Idol K-POP. Awas Naksir!

Foto: Dok. English.ajax

1. Awal Karir

Sejak kecil Ziyech memiliki kewarganegaraan ganda. Sebab ayahnya berkebangsaan Belanda sedangkan ibunya asal Maroko. Setelah kepergian ayahnya, Zayech memulai karir sepak bola profesionalnya di negara Belanda. Diusia 14 tahun ia tergabung dalam klub SC Heerenveen.

Dua tahun kemudian, ia pindah ke klub Belanda lainnya, Twente. Pada tahun 2016, Ajax Amsterdam mengontraknya selama lima tahun. Sebagi pesepak bola Ziyech memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengolah si kulit bundar.

Kelihaiannya ini membuat Chelsea tertarik untuk mendatangkan Ziyech. Nilai transfernya pun nggak kaleng-kaleng senilai 40 juta euro atau setara 653 juta. Ia dikontrak selama lima tahun dan bergabung dengan skuad Chelsea pada tanggal 1 Juli 2020, setelah menyelesaikan musim 2019-20 bersama Ajax Amsterdam.

Pengaruh sang ibu yang berasal dari Maroko pula, membuat Ziyech memilih mengabdi bersama timnas Maroko ketimbang bermain untuk Timnas Belanda. Bersama timnas Maroko, ia sudah bermain dalam 46 pertandingan dan menghasilkan 19 gol.

2) Keluarga Kurang Mampu

Hakim Ziyech lahir dari keluarga yang pas-pasan. Ia tumbuh besar di Dronten, Belanda. Sejak kecil Ziyech sudah punya bakat di bidang sepak bola. Setiap harinya, pria berzodiak Pisces itu menghabiskan waktunya dengan bermain bola bersama kakaknya, Faouzi Ziyech.

Pada usia 10 tahun, Ziyech harus menerima pil pahit karena ditinggal sang ayah akibat penyakit multiple sclerosis. Kehilangan kepala keluarga dalam hidupnya itu membuat Ziyech terpukul. Kepergian sang ayah menjadi momen emosional baginya.

Tags:

Leave a Reply