Sementara itu, dalam prosedur invasif tak hanya memperbaiki anatomi dan fungsi vagina saja. Tapi juga memungkinkan untuk memperbaiki atau merapatkan kembali selaput dara wanita.

Foto: Eugenia
Sebagaimana yang dijelaskan oleh dr. Dasep Suwanda, SpOG, prosedur invasif meliputi tindakan clitoralhood reduction, labia mayora plasty, labia minora plasty, hymenoplasty, vaginoplasty. Kendati demikian, peremajaan vagina melalui jalur operasi ini memiliki beberapa efek samping, sebagaimana tindakan operasi lainnya.
“Akan ada risiko pendarahan bahkan infeksi. Namun menurut badan American Society for Aesthetic Plastic Surgery (ASAPS), jumlah operasi labiaplasty yang dilakukan di AS dari tahun 2012-2017 mengalami peningkatan sebesar 217,3%. Artinya, ini kenaikan terbesar dibanding jenis operasi plastik apapun. Yang penting prosedur ini tidak dilakukan saat wanita hamil, tapi boleh dilakukan 3 bulan setelahnya maupun oleh ibu menyusui,” pungkas dr. Dasep. (*)
Tags:Peremajaan Vagina