By: Catur
3 December 2018

Secara garis besar, ALS memiliki dua jenis, yaitu Familial dan Sporadic. Kasus ALS Familial bersifat genetik, dan rata-rata menyerang sejak usia muda. Selain itu, ALS jenis ini terjadi pada sekitar 90% penderita. Sedangkan sisanya, 10% bersifat Sporadic.

Baca juga: 3 Bahan Alami Untuk Mengatasi Asam Urat yang Mengganggu

Untuk ALS jenis Sporadic, biasanya menyerang pada usia tua. Lebih tepatnya terjadi pada dekade ke 6, atau sekitar usia 55-75 tahun.

Apa saja keluhan penderita ALS?

Keluhan pertama muncul saat anggota gerak mulai melemah. Kondisi ini bisa menyerang anggota gerak bagian bawah, maupun bagian atas. Berdasarkan contoh kasus, seperti gangguan dalam menelan, mudah tersedak, kesulitan berbicara, tumit mulai tidak kuat untuk berjalan, hingga lambat laun terjadi kelumpuhan pada anggota geraknya.

Adapun bagi penderita yang mengeluhkan kesulitan dalam bernapas, sebenarnya hal itu merupakan dampak dari penyakit ALS. Pernapasan terganggu karena lumpuhnya otot napas. Hal ini lah yang kemudian berdampak pada paru-paru.

Baca juga: 5 Buah Penangkal Kanker

Prinsip dari penyakit ini sejatinya menyerang neuron-neuron motorik, dari gerak volunter (gerak yang dikehendaki).

“Detak jantung itu tidak terpengaruh, karena itu gerak otonom,” lanjut dokter kelahiran Ende, NTT itu.

Bagaimana Menangani ALS?

Pada prinsipnya, penyakit ini tidak mungkin hilang, tapi akan menetap, dan semakin lama gangguan sarafnya semakin memburuk. Namun ada satu obat yang dapat memperlambat progresifitas dari ALS itu sendiri.

“Namanya Riluzole, tidak tersedia di Indonesia. Kami dapat dari Singapura,” kata dr. Christian.

Tags:

Leave a Reply