Ariel mengakui bila dirinya menemui beberapa kesulitan selama menjalani proses latihan pementasan.
“Kesulitannya semua tembang yang aku nyanyikan dengan cengkok Sunda. nyanyian yang dinyanyikan Kembang Bale adalah nyanyian tradisional, yang menggunakan tenggorokan primary sourcenya. Bukan dari diafragma ataupun kepala. Itu sulit sekali. Aku tidak terbiasa, benar-benar baru banget mempelajari itu semua. Dan ada pakemnya yang nggak bisa di otak-atik ke kanan kiri. Itu challenging banget sih. Yang paling sulit itu nyanyinya,“ ungkap Ariel.
Sementara Ariel tidak terlalu sulit untuk melatih gerakan tari Ronggeng Gunung. “Karena aku terbiasa menari Jawa sejak kecil. Tari Jawa itu gerakannya lambat, begitu juga dengan Ronggeng Gunung,” ujar pemeran Nani Sudarmaji dalam film ‘Sayap-Sayap Patah’ itu.
Selama 90 menit di atas panggung, Ariel hanya sedikit sekali melakukan improvisasi. “Improvisasi ada. Yang aku lihat dari latihan yang dilakukan, imorovisasi yang dilakukan Ariel adalah ekspresi tubuhnya, dan celetukan-celetukannya bagaimana dia merespon para penari dan penonton,” kata Ana.
| Baca Juga: Beradegan Dewasa Bareng Ariel Tatum, Raditya Dika Bongkar Reaksi Anissa Aziza
Monolog yang diperankan Ariel Tatum serta diiring 4 penari dan 3 orang pemusik itu berkisah tentang kehidupan seorang ronggeng (kembang bale) yang terlahir dari perih kehidupan masa kecilnya di Panyutran sebuah kampung di Padaherang, Pangandaran Jawa Barat.
Memasuki masa remaja, ia terpilih oleh para ronggeng gunung sepuh untuk jadi penerus ronggeng sejati. Kemiskinan jadi pendorongnya memasuki dunia ronggeng. Tapi dunia yang dimasukinya itu semakin hari semakin menariknya untuk lebih dalam memaknai bagaimana semestinya sikap seorang ronggeng. (*)
Tags:Ariel Tatum Monolog Pementasan Seni Pertunjukan Seni Sang Kembang Bale