KLa Project bisa dibilang grup musik yang bisa bertahan hingga era milenial sekarang. Grup musik ini dibentuk pada Maret 1986. Meski sempat gonta-ganti pemain dan bubar, namun grup ini kini konsisten dengan tiga personelnya.
Mereka adalah Katon Bagaskara (lead vocal, bass, gitar), Romulo Radjadin atau Lilo (gitar, vocal) dan Adi Adrian (keyboard, pianis).
Berdiri lebih dari tiga dekade, namun grup ini tak pernah sepi dari jadwal manggung. Bahkan dua tahun sekali, mereka selalu menggelar konser akbar sebagai bentuk temu kangen pada Klanis, sebutan fans setia mereka.

Meski mereka tetap eksis, uniknya grup ini enggan merilis single atau album baru. Mereka mengaku tidak butuh publikasi.
Sebab bagi mereka, tolak ukur sebuah eksistensi bukan lagi pada seberapa sering mengeluarkan album atau single baru.
“Meski tanpa publikasi yang berlebihan, setiap kita mau konser penonton selalu full. Tinggal broadcast di media sosial, para Klanis akan datang ke konser kami,” jelas Katon Bagaskara di Telkom Hub, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Pusat Senin (11/11).
“Dan setiap perform, kami bisa tampil tiga jam. Karena konser itu bukan sekadar nyanyi-nyanyi saja, tapi juga interaksi, kangen-kangenan dengan para fans,” tambahnya.
Baca juga: Empat Musisi Mancanegara Siap Guncang The 90’s Festival
Era digital dan streaming merupakan alasan mengapa mereka enggan merilis album atau single baru lagi. Terakhir mereka merilis A Tribute to KLa Project pada 2011. Album itu berisi kolaborasi KLa dengan sejumlah musisi seperti Ungu, Ahmad Dhani, Kerispatih, RAN, Upstairs, Vidi Aldiano dan banyak lagi.
“Kalau dulu kami bikin album ada fisiknya. Sekarang kan enggak. Kita juga enggak tahu lakunya berapa. Kami dapat duitnya berapa?” tegas Katon.
Mereka juga mengaku kesulitan promo dengan kondisi mereka yang sudah tidak muda lagi. Media seperti televisi maupun radio cenderung memilih musisi muda yang sedang digemari kaum milenial. KLa sadar, pasar mereka bukan disitu.
Tags:KLa Project