By: Nadiah Sekar Ayuni
11 September 2025

NYATA MEDIA — Para pembuat film AI ‘Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa’ sempat mengalami kesulitan dalam proses produksi. Mereka juga sadar bahwa ada tanggung jawab besar yang diemban ketika membuat film sejarah pahlawan bangsa.

Untungnya mereka mendapat bantuan dari Paguyuban Trah Pangeran Diponegoro (Patra PADI). Mereka adalah orang-orang yang berasal dari garis keturunan langsung sang pahlawan.

Paguyuban yang lahir pada 2015 itu sadar bahwa keluarga sang pahlawan tersebar di mana-mana. Seperti di Makassar, Banyumas, Bogor, Yogyakarta, Ambon, dan Jakarta.

“Menyebar hampir di seluruh Indonesia. Tapi paling banyak di kota itu (yang tersebut),” ujar R. Rahadi Saptata Abra, ketua Patra PADI pada Nyata, Selasa (9/9/2025).

| Baca Juga: Film Pahlawan AI Pertama ‘Diponegoro Hero: 200 Tahun Perang Jawa’

“Pangeran Diponegoro itu punya delapan istri. Sudah pasti keturunannya banyak,” lanjutnya.

Rahadi sendiri merupakan keturunan dari salah seorang anak sang pangeran, R.Ay. Mertonegoro atau R.Aj. Himpun. Dia bertemu dengan anggota keluarga lain dalam momen bersejarah.

Saat itu, dia diundang dalam acara pengembalian Tongkat Kiai Cokro, salah satu pusaka Pangeran Diponegoro. Keluarga ahli waris Jean Chretien Baud mengembalikannya ke Indonesia pada 2015.

“Saya diundang ke penyerahannya. Awalnya heran juga, kok saya yang diajak? Tapi akhirnya berangkat juga ke Jakarta,” jelasnya.

Setelah acara tersebut, dia dan anggota keluarga lain jadi rajin berkomunikasi. Dari sana, muncul ide untuk membentuk paguyuban agar jalinan komunikasi dengan keluarga terjaga.

| Baca Juga: Hanung Bramantyo Pamer Film AI Buatan Anak

“Waktu itu langsung disepakati. Saya sendiri jadi ketua yang ke dua, dipilih saat masa pandemi. Kami melakukan pemilihan ketua setiap lima tahun sekali,” terangnya.

Tags:

Leave a Reply