Indonesia tengah berduka, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, masih menyimpan banyak kisah pilu dibaliknya. Pertandingan sepak bola yang awalnya sebagai hiburan, tiba-tiba berubah menjadi mencekam sampai ratusan nyawa menjadi korban.
Tragedi memilukan ini dipicu oleh kekecewaan supporter Arema FC yang harus menerima pil pahit saat tim tercintanya kalah melawan Persebaya Surabaya dengan hasil skor 2-3. Kalah di kandang sendiri membuat Aremania (panggilan untuk supporter Arema FC) tersulut emosi yang dilampiaskan dengan tindakan anarkis.
Melihat massa yang tak terkendali membuat polisi menembakkan gas air mata beberapa kali. Namun sayangnya, keputusan itu justru membuat kerumunan orang semakin panik dan memilih untuk bergegas keluar dari stadion.
Ribuan orang yang berebut keluar kebanyakan mengalami sesak nafas karena ruang gerak mereka terbatas. Sampai saat ini diketahui dari pernyataan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak kepada CNN Indonesia, sebanyak 174 korban dinyatakan meninggal dunia sedangkan 298 orang mengalami luka ringan.
Tragedi ini menyimpan luka yang amat dalam bagi masyarakat Indonesia. Tersisa cerita pilu dari seorang Ibu yang harus tegar menerima kenyataan bahwa anak tercintanya meregang nyawa saat melihat pertandingan di Kanjuruhan.
|Baca Juga: Fakta Ayumi Putri Sasaki, Si Cantik Pembawa Baki Bendera Saat Upacara Kemerdekaan



Dilansir dari unggahan Twitter @SportsTime_id, seorang sumber mengaku bahwa ia bertemu seorang wanita paruh baya di bandara Soekarno Hatta. Sang ibu dengan muka panik dan air mata menderai bertanya tentang jadwal penerbangan menuju Surabaya, ternyata anak dari ibu tersebut adalah korban dari tragedi Kanjuruhan.
Belum selesai perasaan ini kalut melihat timeline di sosmed dan juga kabar dari teman-teman aremania, tadi ketika di bandara Soetta pas hendak check-in ada ibu-ibu paruh baya yang menghampiri saya yang sedang berdiri di depan counter.
Tanyanya, “Mas ini gate untuk penerbangan ke Surabaya ya?'”saya kemudian jawab, “iya bu betul, ibu mau kemana?”.
Tags:Arema Malang Tragedi Kanjuruhan