Hijau dari warna daerah evergreen atau topografi Gunung Ijen. Hitam merupakan warna setelah kawasan Gunung Ijen terbakar. Sedang biru dari blue fire yang memang terkenal di Ijen.
”Saat terjadi kebakaran pada tahun 2019 itu, blue fire sampai keluar ke tempat penimbangan belerang, saking dahsyatnya,” kata Anita.
Limbah UMKM

|Baca Juga: Serba Ramah Lingkungan di Surabaya Fashion Parade 2022
Untuk membuat koleksinya, Anita mengolah limbah tekstil dari UMKM Banyuwangi. Mulai limbah jeans, jaket parka dan jaket parasut. ”Di Banyuwangi itu limbah tekstilnya sangat besar. Dalam sebulan antara tiga puluh hingga delapan puluh kilogram per bulan. Limbahnya juga masih besar-besar, sehingga masih dapat digunakan lagi dengan teknik patchwork atau tambal sulam,” beber Anita.
”Untuk koleksi yang kami tampilkan di Surabaya Fashion Parade kali ini, kami bisa mengolah sebanyak dua puluh satu kilogram,” imbuh desainer yang baru mengeluarkan koleksi pertamanya itu.
Hebatnya lagi, untuk menjahit busana tersebut Anita tidak menggunakan listrik dari PLN, tapi dari solar panel. ”Jadi kami punya bangunan. Namanya OJO NESU. Artinya Omah Jahit Organic Energi Surya. Jadi koleksi kali ini merupakan salah satu produk dari OJO NESU,” ujar Anita seraya tersenyum. *hen
Tags:Desainer Event Fashion 2022 Surabaya Fashion Parade 2022