| Baca juga: Penghargaan Gubernur Jatim bagi Filantropi Surabaya
Tak hanya itu, Merry juga mengatakan dukungan berupa mesin itu diberikan untuk mengantisipasi adanya gelombang ke tiga Covid-19. “Kalau sampai terjadi gelombang ke tiga, dan kita baru cari (mesin apheresis, red) pasti susah dan terlambat. Mudah-mudahan tidak terjadi gelombang tiga ya, namun kami sudah bersiap dan mumpung masih banyak penyintas sehingga kualitas plasma masih bagus. Untuk itu kami memberikan mesin tersebut,” ujar perempuan kelahiran 1967 itu.
Mesin seharga Rp 450 juta yang diimpor langsung dari China itu diharapkan bisa membantu mereka yang membutuhkan. Merry menyampaikan bahwa bantuan tersebut 100 persen datang dari para alumni SMAK Kolese Santo Yusup (Kosayu) Malang.
“Menyelamatkan satu nyawa lebih berharga dari membangun satu menara,” pungkas Merry. (*)
Tags:Persos Hwa Ind