Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang belum menentu, uluran tangan sederet pihak jadi kabar bahagia bagi mereka yang membutuhkan. Inilah yang dirasakan oleh pihak PMI Kota Malang ketika mendapat bantuan berupa satu unit mesin apheresis baru dari Perkumpulan Sosial (Persos) Hwa Ind, Sabtu (2/10).
Ketua PMI Kota Malang, Imam Bukhori mengatakan ketersediaan mesin yang digunakan untuk mengambil plasma darah itu memang terbatas. Sehingga hal tersebut jadi kendala untuk melakukan donor plasma konvalesen. Sementara itu, permintaan jumlah plasma konvalesen di area Kota Malang masih cukup tinggi.
PMI Kota Malang pun sempat merasa kewalahan beberapa waktu lalu. Pasalnya, dua buah mesin apheresis yang sebelumnya dimiliki sering bermasalah.
“Selama ini kadang yang mau donor konvalesen itu ada. Tetapi alatnya itu cuma ada dua dan permintaan itu banyak, sehingga dua mesin kita gunakan semaksimal mungkin. Sehari cuma bisa enam sampai delapan kantung satu hari,” kata Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Malang, dr. Enny Sekar Rengganingati saat ditemui Nyata di Kantor PMI Kota Malang, Sabtu.

| Baca juga: Masyarakat Surabaya Donasi 25 HFNC untuk RSUD Dr. Soetomo
Dengan adanya mesin apheresis baru ini diharapkan bisa memenuhi permintaan plasma konvalesen di Kota Malang dan sekitarnya. Apalagi mesin baru tersebut bisa mengambil donor plasma hingga 40 kantung dalam satu hari. Sehingga tidak sampai terjadi kekurangan seperti beberapa waktu lalu.
“Dengan adanya mesin baru ini diharapkan bisa mengambil plasma sebanyak mungkin. Sehingga untuk melayani Malang Raya itu tidak perlu mencari plasma dari UDD daerah lain. Karena selama ini kita itu dibantu dari Surabaya, Gresik dan Sidoarjo,” ujar Ketua PMI Kota Malang, Imam Bukhori.

Ditemui di tempat yang sama, Ketua Persos Hwa Ind, Merry Tanhart memberikan pengakuan senada. Perempuan 54 tahun itu mengatakan pihaknya memberi dukungan kepada PMI Kota Malang berupa mesin apheresis didasari dari terjadinya kerusakan mesin apheresis beberapa waktu lalu.
“Yang mendasari memang kapan hari sewaktu Covid-19 kebetulan banyak sekali yang membutuhkan plasma, tapi kebetulan plasma kosong dan kita pernah tahu mesinnya rusak,” kata Merry Tanhart.

Persos Hwa Ind