Karena idealnya menurut dr. Rebecca, pemberian nutrisi bagi pasien kanker harus mencakup kalori, protein, dan tambahan vitamin dari suplemen. Selain itu pasien kanker juga membutuhkan beberapa zat gizi tertentu, seperti zat gizi mikro. Karena pasien kanker rentan kekurangan gizi tersebut.
“Apabila pasien menghadapi kesulitan untuk mengonsumsi nutrisi secara oral, maka dapat diberikan nutrisi enteral (makanan cair), baik natural maupun formula komersial,” kata dr. Rebecca.
Masih berhubungan dengan makanan dan kanker itu sendiri. Ada rumor yang menyebutkan bahwa seorang penyintas kanker banyak sekali mempunyai pantangan jenis makanan.
Padahal menurut dr. Fiastuti, banyaknya pantangan bagi pasien kanker itu tak sepenuhnya benar. Karena justru pasien kanker sangat membutuhkan nutrisi yang sesuai untuk bertahan dari kanker yang diidapnya.
“Sebetulnya enggak ada pantangan, justru kebutuhan kalori pasien harus terpenuhi. Kalau enggak terpenuhi, nanti HB bisa turun. Kalau tidak salah jika di bawah 10, terapinya malah bisa tertunda,” ujar dr. Fiastuti.
“Kalori penyintas kanker harus terpenuhi dengan makan sumber protein tinggi. Contohnya ikan yang mengandung omega 3, makan ayam jangan pakai kulitnya, daging jangan yang berlemak, ditunjang sayur dan buah yang cukup setiap hari,” tambah dr. Fiastuti.
Baca juga: Waspadai Penyebab Sakit Jantung di Masa Sekarang
Dari persoalan itulah, YKI terus berupaya untuk memberi edukasi masyarakat tentang penanggulangan kanker dengan memperhatikan asupan nutrisi bagi pasien kanker.
“Sudah menjadi kewajiban Yayasan Kanker Indonesia untuk memberi edukasi yang berkelanjutan bagi masyarakat umum dan pasien kanker, serta keluarganya terkait dengan kanker,” pungkas dr. Rebecca. (*)
Tags:kanker Yayasan Kanker Indonesia