
Ayu mengatakan bila masing-masing produk dari costumer itu berbeda satu sama lainnya. Mulai dari warna, bahan aktifnya, baunya.
“Kita menyesuaikan konsep masing-masing klien. Ada klien yang kiblatnya ke produk yang natural, ada yang mau produk yang lebih innovation dan active ingredient. Kita seseuaikan dengan keinginan costumer itu sendiri. Untuk costumer artis, produk mereka masih ke brightening dan glowing. Dan prediksi kita, untuk pasar Indonesia ke depannya masih di brightening dan glowing nomor satu. Kalau untuk whitening, untuk perizinan di badan POM harus bikin satu seri. Kalau buat satu produk saja tidak bisa,” katanya.
Bagi beautypreneur pemula tak usah cemas, Nose akan mendukung dengan memberikan informasi lengkap. Mulai dari diskusi pemilihan bahan baku sampai dengan cara-cara mendistribusikan produk di pasar Indonesia.
“Tim Nose akan membantu, mulai dari konsep pemilihan bahan baku, formula yang harus digunakan, packaging yang menarik, bahkan sampai dengan cara mendistribusi dan memasarkan produk tersebut,” Yoda menambahkan.
Jadi customer cukup memantapkan mimpi, visi, dan misi. “Nose akan berikan konsultasi konsep kosmetik, pemilihan nama brand yang menarik, hingga proses manufaktur kosmetik dari hulu hingga hilir, mulai dari research & development, formulasi bahan baku, quality control, pengemasan, izin BPOM, sertifikasi halal MUI, dan paten, hingga distribusi produk kosmetik brand anda sendiri,” beber Yoda.
Beautypreneur bisa memilih beragam produk yang ingin diproduksi, mulai produk dekoratif seperti lipstik, eye shadow, blush on, maskara, pensil alis, bedak, hingga produk skincare seperti masker wajah atau mata, krim pelembab, krim pencerah, serum antiaging, dan sebagainya.
Customer juga bisa memilih bentuk sediaan yang diinginkan, mulai dari cairan, cairan kental (serum), krim, hingga serbuk (bubuk).
Ayu mengatakan bahwa untuk jadi beautypreneur syaratnya harus sudah punya merek sendiri. Untuk mendaftarkan merek itu bisa dari costumer, ataupun Nose bisa membantu untuk pendaftarannya, Dengan catatan nama merek tersebut belum pernah didaftarkan.
Setelah mendaftarkan merek, kita mulai di tahap development formulanya. Setelah formulanya mengantongi izin, baru dilakukan stability test. Produk tidak akan diproduksi dulu sebelum kita melakukan stability test sekitar satu sampai tiga bulan.
“Setelah sampelnya stabil, hasilnya bagus, baru kita daftarkan BPOM. Setelah BPOM keluar, baru kita produksi. Jadi tahapnya mungkin agak panjang, sekitar 4 bulanan prosesnya, tapi kita sudah bisa membuat produk sendiri,” papar Ayu.
Guna mendekatkan diri pada calon beautypreneur, Nose berpartisipasi di pameran “Cosmobeaute Indonesia 2019” pada 17-19 Oktober 2019 di Jakarta Convention Center (JCC).
Tags:Kosmetik
One response to “Nose Herbalindo: Dalang di Balik Kesuksesan Bisnis Kosmetik Seleb”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
Dear Ayu
KK Ayu..saya Nia, Maaf mau tanya, Benarkan modal 50 jt sdah bisa Buat brand sendiri include (body lotion Dan serum)..mohon bantuannya kk.. Saya baru pemula kK.. Terima kasih kk
Salam