“Aku sedih kalau lihat orang gampang menyalahkan satu generasi. Padahal semua orang punya keresahan masing-masing. Aku harap film ini bisa jadi ruang empati,” ujar Kristo.
Baginya, ‘Tinggal Meninggal’ bukan hanya film hiburan, melainkan juga bentuk ,surat cinta’ untuk orang-orang yang sering merasa asing di tengah keramaian, terutama mereka yang disebut neurodivergen—yakni individu dengan pola pikir atau perilaku yang berbeda dari mayoritas.
| Baca Juga: Iwan Fals Akhirnya Mau Menyanyikan Ulang Lagu ‘Bunga Terakhir’
Omara Esteghlal yang memerankan Gema, mengaku menghadapi tantangan besar dalam memerankan karakter yang penuh lapisan emosi dan kontradiksi itu.
“Sifat Gema itu snappy, pikirannya cepat, tapi dia juga canggung, sulit bersosialisasi, dan sangat kesepian sejak kecil,” kata Omara.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah menampilkan transisi emosi yang ekstrem dalam waktu singkat.
“Pergantian emosi dari marah, senang, tertawa, bingung, semua terjadi dalam 10 detik. Tapi di saat bersamaan, dia juga harus tetap membagi atensinya ke teman-temannya, antara dunia nyata dan dunia fiksinya,” ungkapnya.
Kristo bahkan mengarahkan agar adegan-adegan kompleks itu dilakukan dalam satu take, tanpa potongan.
“Pokoknya harus marah, terus sedih, lalu bingung. Tapi begitu ngomong ke kamera, harus terlihat santai. Begitu balik ke teman-temannya, langsung jadi canggung lagi. Ini benar-benar akrobat emosi,” kata Omara sambil tertawa. (*)
Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.
Tags:Debut Sutradara Film Tinggal-Meninggal Istri Kristo Immanuel Konsultasi Psikolog Kristo Immanuel