| Baca Juga : Paus Fransiskus Meninggal, Penonton Film ‘Conclave’ Meroket

Pada tahun yang sama, dia bergabung dengan Ordo Santo Agustinus (O.S.A.). Mengucapkan kaul pertama (janji mengabdikan diri kepada Tuhan) pada 2 September 1978. Disusul dengan kaul khidmatnya pada 29 Agustus 1981.

Robert Prevost kemudian kembali belajar di Catholic Theological Union di Chicago. Mempelajari teologi dan meraih gelar Magister Divinitas pada 1982. Pada tahun yang sama, dia ditahbiskan menjadi imam.

Berselang dua tahun kemudian, dia memperoleh gelar sarjana hukum kanon dari Pontifical University of Saint Thomas Aquinas (Angelicum) di Roma, diikuti dengan gelar doktor pada tahun 1987.

Pada 2014, Universitas Villanova menganugerahinya gelar doktor kehormatan di bidang humaniora.

| Baca Juga : Momen Lucu Paus Fransiskus Semasa Hidup, Sukses Undang Tawa

Mengabdikan Diri di Peru

Paus Leo XIV saat berkhotbah di perayaan Corpus Christi di Peru pada 2015. Foto: Dok. Julio Reano/AP

Paus Leo XIV saat berkhotbah di perayaan Corpus Christi di Peru pada 2015. Foto: Dok. Julio Reano/AP

Meski masa kecil dan remajanya dihabiskan di Amerika Serikat, namun kehidupan dewasa Paus Leo XIV lebih banyak dihabiskan di Peru.

Dia dikirim ke misi Agustinian di Chulucanas, Piura, Peru pada 1985-1986. Pada 1987, dia bergabung dengan misi di Trujillo, masih di Peru, sebagai direktur proyek pembinaan bersama untuk para kandidat Agustinian dari vikariat Chulucanas, Iquitos, dan Apurimac.

Robert Prevost menghabiskan 11 tahun di sana, hingga dia mendapatkan kewarganegaraan Peru. Jabatannya mencakup prior komunitas (1988–1992), direktur pembinaan (1988–1998), instruktur anggota yang telah mengucapkan kaul (1992–1998), hingga vikaris yudisial di Keuskupan Agung Trujillo (1989–1998).

Selain itu, dia juga menjadi guru Hukum Kanon, Patristik, dan Teologi Moral di Seminari Tinggi ‘San Carlos y San Marcelo’. Serta dipercaya mengurus pelayanan pastoral Bunda Maria Bunda Gereja, yang menjadi awal berdirinya paroki Santa Rita (1988–1999).

Tags:

Leave a Reply