| Baca Juga: Kisah Tiffany Wedekind Alami Penuaan 10 Kali Lebih Cepat
Cinta Seorang Ibu di Tengah Bencana
Bagi mereka yang mengenal Zahra, ia adalah sosok ibu yang penuh kasih. Seorang tetangga, Siti (38), mengenang bagaimana Zahra selalu menggendong Nurul dengan penuh kelembutan. “Nurul itu anaknya ceria, suka bermain di halaman rumah. Ibunya sangat menyayanginya,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Ketika banjir mulai naik, Zahra mungkin tahu bahwa dirinya dan anaknya dalam bahaya. Namun, dalam detik-detik terakhir, ia memilih untuk memeluk Nurul erat-erat, memberikan satu-satunya perlindungan yang bisa ia berikan.
Pelukan itu bukan sekadar bentuk kasih sayang, tetapi juga keputusasaan seorang ibu yang ingin mempertahankan anaknya dari kekuatan alam yang tak terelakkan.
Duka yang Menyelimuti Sukabumi
Berita tentang Zahra dan Nurul menyebar cepat. Warga yang sebelumnya marah kepada Aang, suami Zahra, seketika diliputi kesedihan. Kemarahan mereka bercampur dengan duka yang mendalam, menyadari betapa tragisnya nasib ibu dan anak ini.
Pada Jumat malam (7/3), jenazah mereka dimakamkan di Kampung Ciganas, Desa Sirnarasa, Kecamatan Cikakak. Prosesi pemakaman diiringi isak tangis keluarga dan tetangga yang merasa kehilangan.
“Ini bukan hanya kehilangan bagi keluarganya, tapi bagi kami semua. Zahra dan Nurul adalah bagian dari kami,” ujar seorang warga. (*)
Tags:banjir sukabumi banjir sukabumi aang Korban Banjir korban banjir sukabumi korban tewas korban tewas banjir sukabumi