Pernah terbayang melihat buah melon tetapi berwarna hitam? Dulu mungkin terdengar mustahil. Namun kini hal itu jadi nyata. Belum lama ini, varietas melon hitam pertama di dunia berhasil dikembangkan. Penemu varietas baru itu adalah Astrid Ika Paramitha, mahasiswi S3 Universitas Brawijaya (UB) Malang.
Melon yang diberi nama Sawwad Melon De Aster itu memiliki berat 1,5 kg, kulit mulus seperti melon golden, tetapi berwarna hitam. Daging buah berwarna oranye cerah, diameter buah sekitar empat sentimeter. Ketebalan kulit sekitar 0,3 sentimeter. Dengan kadar kemanisan mencapai 15 brix, lebih manis daripada melon biasanya.
Keunggulan lain, melon hitam teksturnya kenyal dan tahan penyakit.
”Kulit luarnya hitam itu bisa tahan penyakit dan kuat. Manisnya bervariasi ada yang 15 brix sampai 17 brix, kalau melon biasa hanya 12 brix. Kadang ada juga yang rasanya kecut, sepoh (hambar, red). Bagi saya, melon hitam ini sempurna banget. Selain manis, juga daging buah warnanya oranye. Pas dikunyah itu lembut dan kenyal. After taste-nya thick, wangi, enak gitu,” kata Astrid kepada Nyata, beberapa waktu lalu.
| Baca Juga: Mengenal Fathimah Alatas, Desainer Muda yang Awalnya Aktris Sinetron
Riset melon itu dilakukan Astrid untuk merampungkan disertasinya di program doktoral Jurusan Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi UB. Dari awal, dia ingin merakit genetik harapan baru bagi petani untuk meningkatkan kualitas buah di Indonesia.
”Dulu itu saya mau merakit varietas strawberry. Tetapi untuk bisa meriset itu butuh waktu enam tahun. Sedangkan studi S3 itu paling lama empat hingga tujuh tahun. Takut waktunya nggak nutut. Akhirnya saya meneliti melon. Selain itu, target saya ingin meningkatkan produk lokal sehingga bisa setara dengan produk luar negeri. Saya berusaha fokus ke kualitas buah, bagaimana caranya merakit sebuah genetik harapan baru yang terbaik di antara yang terbaik,” alasannya kala itu.
Hingga pada Mei 2021, wanita berusia 39 tahun itu memulai riset. Penelitian menggunakan metode rekayasa genetika dari penyinaran radiasi sinar gama, yang melibatkan beberapa generasi seleksi dan evaluasi untuk mengidentifikasi dan menstabilkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan.
Mulanya Astrid membawa 5.400 biji melon, yang kemudian diradiasi menggunakan irradiasi sinar gama dengan berbagai dosis di laboratorium Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN) Jakarta.
| Baca Juga: Farikha Sukratun Nikmah, Kasir Toko Bangunan Jadi Wasit Internasional
Biji-biji itu lalu ditanam di lahan seluas satu hektar di green house milik kelompok Tani Madu Kismo di Desa Permanu, Pakisaji, Malang. Tahap penanaman dilakukan dalam tiga tahap, yang masing-masing membutuhkan waktu tiga bulan untuk berbuah.
Penyiraman dan pemupukan menggunakan teknologi internet of things (IOT) bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (sekarang Kementerian Komunikasi dan Digital). Astrid dibantu beberapa mahasiswa dan petani setempat.
Tags:Astrid Ika Paramitha Badan Teknologi Nuklir Nasional BATAN Kadar Kemanisan Melon Hitam Melon Varietas Baru UB Malang Universitas Brawijaya