By: Tri Mujoko Bayuaji
8 November 2025

NYATA MEDIA — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) siap menerjunkan tim khusus terkait peristiwa ledakan bom di SMAN 72 Jakarta. Sedikitnya 50 psikolog akan disiapkan KPAI, untuk melakukan pendampingan terhadap para korban agar mampu pulih secara mental.

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menjelaskan, memang dibutuhkan psikolog dalam jumlah besar untuk diterjunkan, mengingat skala peristiwa ledakan tersebut.

Para psikolog itu tidak hanya mendampingi para korban yang sempat mengalami luka-luka ketika ledakan bom terjadi.

”Anak-anak di lingkungan sekolah, termasuk yang melihat kejadian di masjid juga perlu pendampingan,” kata Diyah kepada Nyata, Sabtu (8/11).

| Baca Juga: Fakta-Fakta Ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara: Terduga Pelaku Berusia 17 Tahun

Proses pendampingan, kata Diyah, akan dilakukan secara bertahap. Dalam waktu dekat, KPAI akan lebih dulu mendatangi SMAN 72 untuk bertemu dengan para siswa.

Sementara untuk para korban yang sempat dirawat, pendampingan akan menunggu kesiapan masing-masing. ”Kami tunggu pulih dan sembuh lebih dulu,” lanjutnya.

Sementara untuk anak pelaku, Diyah menyebut bahwa pihaknya masih menunggu proses hukum. KPAI tidak ingin mendahului langkah yang dilakukan kepolisian.

”Yang sejauh ini beredar masih belum pasti,” lanjut dia.

| Baca Juga: Empat Siswa Korban Ledakan di SMAN 72 Jalani Operasi di RS Islam Cempaka Putih

KPAI juga mengimbau kepada publik untuk tidak berspekulasi lebih jauh atau menghakimi terduga pelaku secara online.

Pasalnya, saat ini sudah beredar foto-foto yang menunjukkan sosok terduga pelaku di media sosial. Apalagi, foto yang ditunjukkan memperlihatkan seorang anak lengkap dengan namanya sebagai terduga.

Tags:

Leave a Reply