By: Nadiah Sekar Ayuni
7 September 2025

Seperti ketika latar berpindah dari rumah Nyai Ontosoroh ke tempat Jean Marais (Andrew Trigg) melukis potret Annelies.

Tata cahaya turut memperkuat suasana. Sorotan lampu cerah dan warna-warni digunakan sebagai penanda adegan kilas balik, ketika Annelies masih tinggal bersama ibunya.

Tak ketinggalan, kalimat ikonik Nyai Ontosoroh kepada Minke kembali menggema, diambil dari novel Anak Semua Bangsa.

“Karena kau menulis, suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari,” ujar Nyai Ontosoroh.

| Baca Juga: Lisa BLACKPINK Tenteng Tas Langka Hermes Seharga Rp5 M

Happy Salma cerita akting di atas panggung teater selama dua jam adalah ‘tabungan’ sebagai seorang aktris. Ujian di atas panggung bagi seorang keaktoran juga tidak terlepas dari berbagai pihak yang bisa menyatukan energi.

“Ini tabungan saya sebagai berbelas tahun diuji di panggung ini. Bukan hanya stamina, tapi kapan mengatur emosi. Ini tantangan yang luar biasa, seperti sedang di dalam ujian apakah bisa menyelesaikan tugas dengan baik,” ungkapnya

Penonton juga diajak menyelami kompleksitas karakter Minke, Nyai Ontosoroh, dan Annelies. Ketegangan konflik dibangun apik, mulai dari perdebatan Jean Marais dengan Minke yang menolak menulis dalam bahasa Melayu.

Hingga pergulatan batin Nyai Ontosoroh yang merasa gagal mempertahankan Annelies setelah keputusan Pengadilan Amsterdam memaksanya kembali ke Belanda.

| Baca Juga: Adzando Davema ‘Benci Jadi Bucin’ Bareng Jameelah Saleem

“Kami memperkuat struktur dramatik, terutama perkembangan psikologis Annelies, sehingga cerita ini tidak hanya relevan untuk generasi muda, tetapi juga segar untuk mereka yang sudah pernah menonton sebelumnya,” kata sutradara Wawan Sofwan. (*)

Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di Instagram, TikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.

Tags:

Leave a Reply